Cerpen Renungan: Menjaga Hati dari Iri Dengki dan Kepalsuan
[Parokiminomartani.com] – Gombloh yang biasanya menyimpan apa yang dia suka kini tahu-tahu berbagi sama Si Dul. “Dul ini ada sesuatu bisa dinikmati, tapi jangan lupa Tinul juga diberi ya.”
Dul: “Waaah njanur gunung ini … makasih Mboh … sering-sering seperti ini pasti berkatnya makin banyak lho Mbloh”
Gombloh: “Doakan aja Dul … tapi meski tidak asli masih nyaman kok kalau dipakai .”
Dul: “Hhhhhhh … apa yang sekarang tidak dipalsu Mbloh … semua barang itu bisa dipalsukan bahkan kebaikan saja bisa dipalsukan kok.”
Gombloh: “Benar Dul … banyak orang sekarang melakukan kebaikan yang palsu … tidak tulus … kelihatannya tindakannya baik … tutur katanya sopan tapi hatinya … woooo … banyak duri-duri kebencian dan iri dengki.”
Dul: “Benar Mbloh … banyak hal dalam kehidupan kita sekarang ini bisa dipalsukan bahkan di hadapan GUSTI kita hidup dalam kepalsuan … lha doa tiap hari … setiap saat ada di rumah ibadat … berkunjung ke tempat ibadat ke sana kemari, tetapi kalau hati masih dikuasai iri dengki dan kesombongan … itu namanya kepalsuan … jadi harus kita sadari Mbloh … meski semua hal dapat kita palsukan tetapi yang nanya berkat dari GUSTI dan dosa yang kita lakukan … tidak bisa dipalsukan.”
Gombloh: “Ane setuju Dul … njaluk kopine ya Dul … ora sempat ngawe je.” Langsung Gombloh menyruput kopi tubruknya si Dul. “Wiiiis tetep wae njaluk ganti rugi, kopi durung diombe wis dienthekke … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 18 Januari 2018, Romo Andita)