Salah Kaprah Perayaan Natal

ADA salah kaprah dalam perayaan Natal selama ini. Sebagian besar umat merasa dan berpandangan bahwa jika telah mengikuti perayaan “Malam Natal” maka tidak perlu lagi merayakan “ Natal” yang jatuh pada tanggal 25 Desember. Padahal antara keduanya sangat jauh berbeda Parokiminomartani.com

Perayaan Natal

Hal ini diutarakan oleh Romo Ibnu Fajar, MSF Rabu (20/1/2016) di Pastoran Paroki Minomartani. “Sebenarnya kalau mau dicarikan padanan dalam keseharian kita, bisa diambil contoh seperti dalam prosesi pernikahan. Perayaan misa malam Natal bisa diumpamakan sebagai perayaan tirakatan atau ibadah jelang pernikahan, malam midodareni. Sedangkan perayaan natal adalah pemberkatan saat penerimaan sakramen perkawinan. Jadi kalau sebagian besar umat merasa bahwa ia sudah merayakan natal saat misa malam natal, maka itu jelas keliru. Salah kaprah,” tegas Romo Ibnu.

Kemudian, lanjut Romo Ibnu, dalam kebiasaan di sejumlah gereja termasuk di paroki kita, Misa Natal pada tanggal 25 Desember, lebih diperuntukan bagi anak-anak dan Lansia. “Jadi kalau mau jujur, maka yang merayakan natal itu hanya anak-anak dan lansia. Hal ini yang tidak disadari oleh sebagian besar kita.”

Karena itu ke depan Romo Ibnu berharap agar umat menyadari akan kekeliruan ini, sehingga nantinya kita tetap merayakan Natal pada saat yang sebenarnya menjadi hari kelahiran Yesus Kristus. “Ingat pernikahan yang sah itu bukan pada saat tirakatan dan ibadat midodareni, tapi ekaristi saat penerimaan sakramen perkawinan.” (sdr)

 

Paroki Minomartani