Berkembangnya Umat Dari Condong Catur ke Minomartani dan Perumahan Sekitar

Akhir Tahun 1983 perumahan penduduk mulai berkembang di Minomartani, Umat Katolik pendatang juga cukup banyak yang berdomisili di perumahan Minomartani ini. Mayoritas umat Minomartani tinggal di perumnas dan blok-blok. Sebutan kring berubah menjadi Lingkungan. Lingkungan yang pertama dibentuk diberi nama lingkungan Fransiskus Xaverius, yang pada periode tahun 1985-1987 kring dikembangkan menjadi 9 dengan sebutan wilayah.

Tahun demi-tahun berganti. Jumlah umat juga semakin bertambah seiring dengan munculnya kompleks-kompleks hunian baru seperti perumahan-perumahan Candi Gebang, Jambusari, Mataram Bumi Sejahtera, Ngori, dan terutama perkembangan kompleks perumahan Minomartani. Gereja Santo Yusuf Pekerja(sebelum renovasi) tidak mampu menampung umat yang ingin beribadat. Beruntunglah pengelola perumahan Minomartani menyediakan sebidang tanah sebagai lokasi Gereja. Langkah-langkahuntuk membangun gereja baru yang lebih besar, dengan harapan bisa menjadi Gereja Paroki mulai dirintis. Dibentuklah Panitia Pembangunan yang diketuai oleh Bapak Silvester Antonius Kodhi. Dengan segala kesulitan dan tantangan panitia pembangunan akhirnya berhasil menyelesaikan tugasnya, membangun Gereja baru yang lebih besar dan megah. Gereja tersebut diresmikan oleh Menteri Agama Indonesia kala itu K.H. Munawir Sadzali dan diberkati juga oleh Monsigneur Julius Darmaatmaja SJ tanggal 29 Juni 1992.

 

(Sumber : PPDP Paroki Minomartani)

Paroki Minomartani