April 26, 2024

Bedah Rumah Mbah Jalal (4): Peran OMK yang Luar Biasa

ADA kebahagian dan keraguan yang muncul bersamaan saat Panitia Paskah 2017 dan OMK menawarkan diri untuk ikut dalam pelaksanaan bedah rumah Mbah Jalal. Bahagia karena ‘kerjaan” ini sudah diambil oleh Paroki. Itu berarti dari sisi kemampuan dana jelas akan lebih kuat ketimbang dipikul oleh Lingkungan. Apalagi Pak Didik selaku Ketua Panitia Paskah 2017 menegaskan bahwa rumah ini akan dibedah total Parokiminomartani.com

Sebelum dibedah (atas) dan kondisi rumah Mbah Jalal setelah dibedah (bawah)

“Rumah ini tidak layak huni. Jadi bedahnya cukup banyak, bahkan total. Kita pasang atap baru dan desain beberapa ruangan tambahan untuk dapur dan rung tamu. Dana biar nanti dicarikan Panitia Paskah dan teman-teman OMK,” ujar Pak Didik. Puji Tuhan akhirnya Mbah Jalal bakal mendapat rumah yang layak huni.

Tapi kekhawatiran segera muncul karena pelaksanaan bedah akan ditangani secara penuh oleh OMK. “Apa ya bisa? Apakah OMK punya kemampuan mencari dana besar dan juga secara teknis bisa menangani bedah ini?” begitulah kekhawatiran mulai menghantui.

Tapi kekhawatiran ini disimpan saja. Seminggu setelah pembicaraan awal dengan Panitia Paskah dan OMK, ditambahi beberapa kali menemani OMK survey ke rumah Mbah Jalal, gambar dan desain rumah baru Mbah Jalal sudah selesai. Wow … bentuknya memang sederhana, tapi pembagian ruangannya tampak lengkap dan yang terutama membuat rumah terasa lapang. Ada ruangan tamu/keluarga yang mampu menampung setidaknya 40-50 orang. Ruangan ini belakangan digunakan beberapa kali oleh Lingkungan untuk mengadakan doa rosario dan pertemuan Ibu-ibu Katolik.

Sebelum dibedah (atas) dan setelah dibedah (bawah)

Kekhawatiran pada OMK mulai terkikis. Tim OMK mulai intens bekerja. Setelah gambar desain selesai, mereka beberapa kali ke rumah Mbah Jalal membuat rekaman video. Ternyata, sebagai generasi milinea, video dibikin sebagai bentuk penggalangan partisipasi umat. Hasilnya luar biasa. Empati umat terlibat dalam aksi sosial ini menjadi sangat tinggi. Bantuan dana dan material terus berdatangan.

Bedah dimulai. Langkah pertama, memindahkan barang-barang dan peralatan rumah tangga milik Mbah Jalal ke rumah yang dikontrakan sementara selama proses bedah. Dipimpin Romo Bani (kala itu masih Diakon) puluhan OMK, putra dan putri, mulai bergotong royong. Setelah itu mereka melaukan pembongkaran atap dan beberapa bagian dinding yang memang tidak diperlukan.  Tidak hanya itu, karena kondisi tanah yang memang masih “menggunung” di dalam rumah, juga harus diratakan. Dan semua ini dilakukan oleh OMK.

Dan ketika proses pengerjaan dimulai, OMK benar-benar menjadi tukang, atau tepatnya pembantu tukang. Mereka membantu mengangkat batako, ikut mengayak pasir, mengaduk campuran bahkan membantu pengecoran. OMK juga membuat jadwal tugas diantara mereka untuk membantu tukang. Adapun pengerjaan yang dilakukan sendiri oleh OMK tanpa bantuan tukang adalah pengecatan rumah.

Kebersamaan dan semangat OMK membuktikan bahwa mereka mampu mengerjakan hal-hal besar. Pekerjaan yang kita ragukan dikerjakan oleh OMK ternyata sanggup dilakoni.  OMK membuktikan bahwa mereka adalah masa depan gereja dan sanggup mengemban amanat itu. Hanya diperlukan kemauan kita untuk memberikan kepercayaan dan kesempatan itu. (sdr)

Paroki Minomartani