Cerpen Renungan: Tanggung Jawab dan Pengorbanan
[Parokiminomartani.com] – Tanpa memperdulikan apa yang ada di hadapannya bahkan siapa yang berada di hadapannya Gombloh serius dengan tugas yang harus dikerjakan. ” Mbloh … Gombloh … keburu dingin lho kopi tubruknya,” sapa si Dul yang dari tadi berada di hadapan Gombloh tapi tidak dipedulikan. “Mbloh … dimakan dulu pisang gorengnya mumpung masih hangat,” sapa Si Dul kembali. “Mbloh…!”
Gombloh: “Eeeeeeeh … sory … sory … Dul … lagi nanggung je kerjaannya.”
Dul: “Ok … ok … wis ora tak ganggu Mbloh.”
Gombloh: “Ga seperti itu Dul … ini mumpung lagi inget kerjaan jadi ya dibereskan dulu … ga bisa disambi harus serius karena bagian dari tanggung jawabku je.”
Du: “Bener Mbloh … memang harus serius menjalankan tanggungjawab yang kita karena itu akan menegaskan kedewasaan kita. Walau mungkin untuk menjalankannya ada pengorbanan yang tidak sedikit. Namun kalau kita meng-iya-kan sesuatu tapi menghindari tugas yang mesti kita lakukan itu berarti kita bukan hanya mengingkari orang lain tetapi juga merendahkan diri sendiri.”
Gombloh: “Benar sekali itu Dul … wah cemerlang pikiranmu pagi ini.”
Dul: “Wooo … telat kamu mengetahuinya Mbloh … tapi yang ingat Mbloh selalu ada pengorbanan dalam setiap tanggungjawab yang kita terima.”
Gombloh: “Pastilah Dul … aku tahu dan aku ikhlas kalau harus berkorban.”
Dul: “Waaaah siiiip tenan tamanku ini … jadi makasih banyak ya pisang gorengnya … enak lho Mbloh.”
Gombloh: “Lho kok dimakan pisang gorengnya … piye Dul.”
Dul: “Ingat Mbloh … pengorbanan dengan ikhlas hati.”
Gombloh: “Wiiiiiis … gemblung tenan kowe Dul … kopiku ya ojo diombe.”
Dul: “Wah ora Mbloh … wis ora enak mergo adem … hhhhhh … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Sabtu, 30 Juni 2018, Romo Andita)