March 17, 2025

Santo Laurentius

Doa Santo Laurentius Pelindung Prodiakon Paroki Minomartani

Allah Bapa yg Maha Kasih, kami bersyukur atas rahmat kehidupan ini. Begitu banyak kekayaan alam yg Engkau anugerahkan bagi kesejahteraan hidup manusia. Namun saat ini masih banyak orang yg hidup dlm kemiskinan. Bersama St. Laurentius kami berdoa kepadaMu sadarkan kami untuk saling berbagi agar tercukupi segala kebutuhan-kebutuhan kami.

Tuhan Yesus Kristus tolonglah kami agar mau & mampu untuk memilih mengikuti Engkau dengan sepenuh hati. Kami ingin meneladan St. Laurentius untuk bisa mengosongkan diri sendiri agar dengan demikian dapat melayani orang lain. Pergunakanlah tangan dan kaki kami untuk bergegas kepada orang miskin yg membutuhkan pertolongan. Bukalah mata kami untuk melihat kesengsaraan & kekurangan, telinga kami untuk mendengar keluhan dan sukacita orang lain.

Allah Roh Kudus bentuklah diri kami menjadi pribadi yg lebih penuh perhatian terhadap kebutuhan sesama dan jadikan kami para pemberi yg penuh sukacita seperti Yesus. Tunjukkan kepada kami kuat kuasa dari salib Kristus sehingga dengan demikian kami dapat menjadi pelayan- pelayan yg rendah hati. Kuatkan tangan & kaki kami agar bisa menopang dalam pelayanan. Jadikan kami saluran berkat bagi sesama yg membutuhkan. Kami yakin & percaya St. Laurentius senantiasa mendampingi & menjadi pendoa bagi kami di surga. Amin

Laurentius / Laurensius lahir di Osca, sebuah kota di Spanyol, pada tahun 225. Ia datang ke Roma, pusat kekristenan dan mengabdikan diri untuk perbuatan saleh, amal kasih bagi kaum miskin. Berkat bakatnya, Paus Sixtus II menunjuknya sebagai Diakon Gereja, tepatnya kepala para diakon.

Ia bertugas mengawasi administrasi aset Gereja, menerimanya dari para donataur, mengaturnya, dan menafkahi umat yang membutuhkan, yaitu orang-orang miskin, para yatim piatu dan janda.

Sebagai kepala dari tujuh diakon yang pada saat itu melayani Gereja Roma, ia membantu Paus dalam ritus Liturgi dan membagikan sakramen Ekaristi. Laurensius dikenal karena teladan totalitas pelayanannya dalam Kristus.

Laurensisus muda mengalami masa ketika Kaisar Filipus, yang dikenal sebagai orang Arab (ia putra seorang terkemuka dari wilayah Suriah) masih berkuasa. Kaisar Filipus mati dibunuh oleh Desius, seorang penganiaya keras umat Kristen, yang kemudian tewas dalam perang pada tahun 251.

Kaisar Valerianus, yang naik takhta pada tahun 253, juga berperang melawan Persia, namun kalah, dan meninggal dalam tawanan pada tahun 260. Sudah sejak tahun 257 kaisar Valerianus memerintahkan penganiayaan terhadap orang Kristen. Ia tak kurang kejam dari Desius.

Pada masa kekaisaran Valerianus, pertemuan jemaat Kristen dilarang, katakombe ditutup, orang dituntut menghormati ritual pagan, meski ia tidak memaksa orang untuk secara terbuka menyangkal iman Kristen. Pada tahun 258 Valerianus memerintahkan pembunuhan para uskup dan imam.

Uskup Siprianus dari Kartago, yang waktu itu dalam tahun pertama pengasingan, dipenggal. Nasib yang sama terjadi juga pada Paus Sixtus II, pada awal Agustus 258. Dikisahkan bahwa diakon Laurensius sedang berbicara dengannya saat dia akan disiksa. Namun perwira kekaisaran menghentikannya, memintanya untuk menyerahkan ‘harta Gereja’

Lorensius ditangkap oleh tentara Kaisar Valerianus pada 6 Agustus 258 di katakombe San Callisto bersama dengan Paus Sixtus II dan diakon lainnya. Namun sementara Paus dan diakon lainnya langsung dibunuh, Lorensius diselamatkan agar harta Gereja dapat dirampas darinya.

Penganiayaan sekaligus menjadi kesempatan untuk menyita harta Gereja. Perwira kekaisaran sangat yakin bahwa Gereja pada masa itu memiliki kekayaan. Laurensius diminta untuk menyerahkan harta milik Gereja.

Ia lalu meminta waktu tiga hari. Ia pergi dan cepat-cepat membagikan kepada orang miskin persembahan yang dia atur sebagai administrator. Akhirnya dia muncul kembali di hadapan perwira dan menunjukkan kepadanya kerumunan orang sakit, lumpuh dan miskin yang menyertainya, sambil berkata: ‘Inilah, ini adalah harta Gereja’. Perwira naik pitam.

Laurensius pun dibunuh. Sebuah kumpulan ‘Kisah Ratapan’ dari Santo Ambrosius mengatakan bahwa ia ‘dibakar di atas panggangan’. Tetapi studi modern menyatakan bahwa itu hanya legenda. Valerianus tidak memerintahkan penyiksaan. Laurensius mati dipenggal seperti Sixtus II.

Jenazah Laurensius kemudian ditempatkan di sebuah makam di jalan Tiburtina, Roma. Di atas makamnya, Konstantinus membangun sebuah Basilika, yang kemudian diperbesar secara bertahap oleh Pelagius II dan Honorius III; dan dipugar pada abad ke-20, setelah hancur karena pemboman oleh Amerika di Roma pada tanggal 19 Juli 1943.

Santo Laurensius dikenal sebagai pelindung diakon, juru masak, dan petugas pemadam kebakaran. Sejak abad-abad awal Kekristenan, Laurensius digambarkan sebagai diakon muda yang mengenakan dalmatik, dengan atribut seperti alat panggang atau sebuah kotak harta karun Gereja Roma yang dibagikannya kepada orang miskin.

Secara populer, malam menjelang 10 Agustus dihubungkan dengan malam ‘bintang jatuh’. Bintang melambangkan air mata sang martir yang jatuh dari surga ketika ia mengalami penganiayaan (dipanggang).

Air mata martir telah lama mengembara di surga, dan pada ‘malam St Laurensius’ jatuh ke bumi ibarat bintang. Secara tradisional pada malam itu orang mengucapkan suatu keinginan dengan harapan akan terwujud.

Source : christusmedium.com

Paroki Minomartani