Saresehan Kitab Suci 2025
Minggu 5 Oktober 2025 bertempat di Gereja St Petrus & Paulus para umat Paroki Minomartani dari umat lingkungan, kategorial dan tim pelayanan memenuhi undangan Dewan Paroki Minomartani untuk menghadiri Saresehan Kitab Suci.
Setelah pengantar kata dari Bapak Tarsisius Sarkim Wakil Ketua Dewan Paroki Minomartani, semua yang hadir menyanyika lagu Indonesia Raya dan Hymne Paroki Minomartani untuk mengawali acara saresehan tersebut.
Pastor Kepala Paroki Minomartani Romo Marcus Crisinus Sadana Hadiwardaya, MSF, membuka acara tersebut dengan sapaan dan sambutan kepada seluruh undangan yang hadir, beliau mengatakan bahwa saresehan kitab suci ini merupakan program unggulan kedua setelah seminar bulan lalu oleh Vincent Tjahyono dalam rangka memperingati hari jadi Paroki Minomartani ke-27.
Umat katolik haruslah berfokus pada Kitab Suci, sebagai sumber Iman Katolik dan kerasulan dan juga sumber inspirasi utama bagi umat Katolik karena tidak ada kitab suci tidak akan ada gereja. Hendaknya informasi yang ada bukan untuk menjatuhkan iman, akan tetapi tetaplah berpegang dengan apa yang sudah di kanonisasi, sehingga berlatar belakang inilah maka Saresehan Kitab Suci ini digelar.
Romo Sadana berharap dengan adanya Saresehan Kitab Suci dan rangkaian kegiatan penguat iman dalam rangka HUT Paroki Minomartani baik yang sudah terlaksana maupun yang akan dilaksanakan, menjadikan umat menjadi lebih kuat ,dan cerdas dalam iman serta tetap setia pada Kristus.
Saresehan Kitab Suci terlaksana dengan baik dengan narasumber utama Romo Dr. Bobby Steven Octavianus Timmerman, MSF., S.S.L dipandu oleh Agustinus Prih Adiartanto.
Kita mengenal bahwa Kitab Suci dan Tradisi Suci adalah dua pilar dari tiga pilar iman yang saling melengkapi, yang berasal dari sumber keilahian yang sama dan membentuk kekuatan iman Gereja.
Tradisi Suci adalah ajaran, hidup, yang didengar , didapatkan, disaksikan pada zaman nabi nabi dan Yesus Kristus kemudian diteruskan dari para rasul melalui pengajaran lisan dan tulisan. Tradisi Suci yang dibukukan itulah yang disebut Kitab Suci.
Ada satu pilar lagi yaitu untuk Pengajaran (Magisterium), namun untuk dapat mengajar Kitab Suci dan mengenal tradisi suci dasar untuk menjadikannya adalah rajin “Membaca Kitab Suci” ini adalah suatu pesan wajib bagi para umat katolik, hal ini adalah salah satu point khusus yang disampaikan oleh Romo Bobby dalam saresehan tersebut.
Kitab suci tidak dengan mudahnya ditafsirkan oleh setiap orang, pada gereja Katolik ada yang di sebut Magisterium Gereja yang merupakan salah satu pilar iman yaitu Wewenang Mengajar:
Ketiga pilar ini tidak terpisahkan; Kitab Suci dan Tradisi Suci didukung oleh Magisterium Gereja, yaitu wewenang mengajar dan otoritas tertinggi yang diberikan kepada paus dan para uskup.
Jadi dengan adanya Magisterium penafsiran yang ada adalah Penafsiran yang Tepat, berperan menafsirkan dan menjelaskan Kitab Suci dan Tradisi Suci secara benar, agar tidak terjadi kesalahpahaman atau perpecahan. Sehingga rajin membaca dan mendengarkan kitab suci sudah seharusnya menjadi kegiatan rutin bagi umat katolik, Romo Bobby pun memberikan informasi sumber sumber digital di internet mengenai kitab suci baik yang sifatnya audio, visual dan audiovisual.
Acara di bagi menjadi dua sesi , setiap sesi diberi waktu untuk tanya jawab. momen ini menjadi kesempatan bagi para umat yang masih kurang pasti dengan pemahaman yang telah mereka ketahui menjadi lebih memahami mana yang benar dan tepat sesuai dengan kanonik Gereja Katolik.
Acara ditutup dengan doa dan berkat dari Romo Albertus Agus Ariestiyanto MSF dan foto bersama .
Semoga kita menjadi semakin mencintai Kitab Suci
Reported by Komsos Minomartani (DG)