Keyakinan, Anugerah dari Tuhan
[Parokiminomartani.com] – Si Dul yang biasanya begitu ga peduli dengan keadaan orang lain, melihat Gombloh yang kurang bersemangat langsung mendekati dan berusaha memberikan empati kepada Gombloh. ” …kalau dirasakan ya Mbloh memang tidak semua yang kita inginkan itu terwujud … ada keinginan-keinginan yang kadang diluar kuasa kita … maka harus belajar ikhlas … biar enteng menjalani hidup ini Mbloh …. yakin aja,” sapa Si Dul yang aedikit membuat Gombloh kaget.
Gombloh :” cccck …hmmmm… gawe kaget wae kamu Dul….”.
Dul :” lha ngomong alon wae kaget…opo maneh banter Mbloh … kuwi tanda kalau kamu lagi kosong…ngopo je Mbloh”.
Gombloh :” ora ngopo-opo ya Dul…”.
Dul :” kalau tidak apa-apa ga mungkin Tinul sampai sewot dari kemarin sampai tadi aku bangun tidur langsung kena semprot…”.
Gombloh :” lha ngopo kok ndadak Tinul nyemprot kamu….”.
Dul :” lha gara-gara kamu seperti orang bingung ini…katanya suruh nanya apa yang sebenarnya terjadi …ngopo je Mbloh…”.
Gombloh :” piye mau bicara ya Dul…sebenarnya ini bukan persoalan penting sih … cuma menyangkut keyakinan yang ada pada diriku kendiri…”.
Dul :” kalau soal keyakinan itu bukan soal tidak penting Mbloh tapi sebaliknya ini justru soal penting … karena kekuatan sebenarnya yang mampu membuat kita bangkit dari ketidakmampuan adalah keyainan yang ada dalam diri kita sendiri. Buatlah keyakinan itu menjadi harta berharga yang tak mungkin kita dapatkan di tempat lain kecuali dari anugerah GUSTI sendiri…”.
Gombloh :” ya justru itulah Dul …aku ga punya keyakinan untuk berani melakukan itu…”.
Dul :” lha memang mau melakukan apa kok sampai membutuhkan suatu keyakinan besar dan kuat….”.
Gombloh :” jangan ketawa ya ….mau main ke rumah mbakyu Prenjak…”
Dul :”huk..huk…huk… hmmmm …kalau soal ini kamu harus mebutuhkan keyakinan lain Mbloh … aku dukung dengan keyakinan penuh niatmu ini… Nul… Nul… Nuuuu…ukh..”
Gombloh langsung membungkam mulut si Dul :” jangan omong sama Tinul …malu aku…”.
Dul :”ora – ora… Nul… hhhhhh … met pagi …. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 7 November 2018, Romo Andita)