Cerpen Renungan: Hukum Tabur Tuai
[Parokiminomartani.com] – Gombloh merasa sedikit kecewa dengan hasil pekerjaannya. Maka ke mana-mana dia membawa laptopnya. “weeeh kamu ini mau mandi atau mau kerja Mbloh … kok ndandak ngowo laptop neng kamar mandi?”
Gombloh: “Ya arep adus Dul … mung sinambi bereske gawean.”
Dul: “Ooooooo alah Mbloh … Mbloh … semua itu ada waktunya … kalau mau mandi ya mandi aja dulu … ga usah mikir gawean.”
Gombloh: “Kamu ga merasakan Dul … lha kerjaan dipikirkan aja hasilnya ga maksimal apalagi kalau ga dipikirkan dan kerjakan sungguh-sungguh.”
Dul: “Nak mung rasane seperti orang binggung ga jelas gitu lebih baik ga merasakan Mbloh … masih enak rasanya pisang gorengnya Tinul.”
Gombloh: “Woooo ora nyambung kamu diajak omong Dul.”
Dul: “Yang ga nyambung itu kamu Mbloh … kalau bawa laptop itu ke meja kerja bukan ke kamar mandi … kalau ke kamar mandi itu bawanya handuk Mbloh … itu baru nyambung.”
Gombloh: “Hhhhhh … ini demi hasil kerjaan yang maksimal dan supaya bisa lebih kreatif menemukan hal baru dalam kerjaan.”
Dul: “Mbloh … tak kira kamu itu pinter … jebule malah keblinger… ingat Mbloh meski nampaknya apa yang kita dapatkan adalah sesuatu yang baru, namun sebenarnya adalah sesuatu yang sudah kita tabur terlebih dahulu … itu hukum alam tabur tuai … jadi tidaklah pantas bagi kita bila menolak apa yang kita dapatkan saat ini … kalau sekarang kamu mendapatkan hasil yang kurang memuaskan berarti kemarin-kemarin kamu dan bawahanmu kerjanya juga tidak maksimal … disyukuri aja Mbloh … biar ga seperti orang keliru orientasi.”
Gombloh: “Maksudnya keliru orientasi opo Dul?”
Dul: “Ya kamu itu … mau mandi bawanya laptop … lha handukku mana?”
Gombloh: “Hhhhhh…o iya.”
Dul: “Minum Aqua yang banyak-banyak dulu Mbloh … tambah pinter malah tambah ora Cetho … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 15 Maret 2018, Romo Andita)