Cerpen Renungan: Kebebasan
[Parokiminomartani] – Sambil menenunggu air mendidih dan menemani Tinul masak, si Dul beberapa kali membuka tutup buku yang dipegangnya. ” nyekel buku kok mung dibolak balik tho Dul …kalau ga dibaca ya diletakkan aja …” sapa Tinul yang melihat Dul hanya bolak balik buku.
Dul :” lha malah wis tak baca sampai habis je”.
Tinul :” lha dari tadi aku lihat hanya dibolak balik saja k…seperti kerjaan yang sia-sia”.
Dul :” sudah selesai aku baca ya….”.
Tinul :” kalau sudah selesai dibaca ya wis diselehke ora mung dibolak balik saja..”
Dul :” hhhhhh… lha penasaran je sama ceritanya… ora ono ujungne…ga jelas akhirnya itu bahagia atau sedih…”.
Tinul :” hhhhh…tanya sama yang nulis aja Dul….”.
Dul :” lha nulis kok ga dirampungke…”.
Tinul :” lha justru itu maksudnya Dul…supaya kamu beli buku yang kedua…ketiga… ke empat … sampai pengarangnya sudah ga mau nulis lagi….”.
Dul :” terus yang baca suruh mengakhir cerita dengan penafsiran sendiri gitu… buku kok malah ngawe tambah mikir…”.
Tinul :” hhhhh…ya ora nesu Dul…itu seperti kita manusia…kita bisa mengakhir sebuah cerita akan berakhir dengan kebahagiaan atau kesedihan, kita juga bisa mengatur keadaan akhir hidup kita karena kita diberikan kebebasan mau berakhir dengan kebahiaan atau kerakhir dengan kesedihan … semua berawal dari apa yang kita lakukan saat ini… kalau saat ini baik pasti ke depannya juga baik…”.
Dul :” lha terus maksude pengarang buku ini”.
Tinul : “ya maksude supaya kami beli.buku karangannya Dul…”.
Dul :” heeeeeeh…. pengen golek duwet kok ndadak gawe ngelu sirah…”.
Tinul :” ora usah nesu…itu airnya sudah mendidih…ge ngawe kopi tunruk “.
Dul :” iya…nyrutup kopi tubruk.malah kemepyar ya… timbang mikir buku ora cetho…”
Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Sabtu, 29 Juni 2019, Romo Andita)