Cerpen Renungan: Menakar Kebutuhan Kita
[Parokiminomartani.com] – Pagi-pagi Si Dul sudah mengeluarkan banyak barang dari dalam kamarnya. Karena banyak yang harus dikeluarkan dari kamarnya sampai S Dul lupa kalau mau membantu Gombloh buat sarapan. “Dul … katanya mau bantu untuk buat sarapan … lha ditunggu-tunggu malah sibuk sendiri.”
Dul: “Waaaaah … sory Mbloh lupa … sory … sory.”
Gombloh: “Wiiiiiis … nak urusan dengan kata lupa tidak ada kata lain selain memaafkan.”
Dul: “Hhhhhhhhhh … itu memang kata yang tepat Mbloh … di samping kata lupa harus ada kata memaafkan … ternyata cemerlang juga Mbloh”
Gombloh: “Cemerlang opo … kepekso wae … emang membersikan apa Dul kok sampai bawa barang ke luar?”
Dul: “Mau mencoba untuk memilih apa yang aku butuhkan aja Mbloh … supaya tidak terlalu banyak barang yang tersimpan saja tapi tidak aku gunakan.”
Gombloh: “Weeeeh hebat si Dul … memang sih Dul … kita harus mulai belajar untuk melihat apa yang sesungguhnya kita butuhkan dalam hidup saat ini supaya kita bisa mengatakan cukup pada diri kita dan di malam hari menjelang tidur kita masih sempat bersyukur kepadaNYA.”
Dul: “Nah … itu tahu Mbloh … pokonya yang tidak aku butuhkan ya akan aku bagikan pada mereka yang membutuhkan … aku secukupnya sajalah…”
Gombloh :” memang yang kamu butuhkan itu apa saja Dul.”
Dul: “Aku butuh sandang pangan papan yang cukup untuk saat ini dan waktu yang akan datang … meski ga tahu sampai kapan masa depan itu.”
Gombloh: “Weeeeeh … ada satu yang kurang Dul.”
Dul: “Apa itu Mbloh?”
Gombloh: “Berarti kamu sudah ga mbutuhkan Aseh ya … lha yang kamu butuhkan sandang pangan dan papan … tidak ada Asehnya.”
Dul: “Ada yang lebih penting dari Aseh Mbloh … aku lebih membutuhkan GUSTI … supaya DIA membukakan hati Aseh untuk aku … gitu Mbloh … jangan hanya diam … doa pada GUSTI biar membukakan hati Meice untuk kamu.”
Gombloh: “Weeeleh lha senasib sepenanggungan aja kok ndadak ngandani Dul … Dul …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Rabu, 11 Juli 2018, Romo Andita)