Cerpen Renungan: Tanggung Jawab
[Parokiminomartani] – Bolak balik… mondar mandir ga jelas yang dilakukan Gombloh. Sambil memegang gulungan koran dan dipulkul-pukulkan telapak tangannya sendiri. ” kamu itu kenapa Mbloh…” sapa si Dul yang memberanikan diri bertanya.
Gombloh yang masih terus memukul mukulkan gulungan koran ” wiiiiiis jan… orang kok ga tahu bagaimana susahnya …bagaimana repotnya… gimana bisa maju…”.
Dul :” Mbloh… Gombloh… kowe kuwi kenopo..”
Gombloh hanya diam belum ngerti kalau si Dul ngomong sama dia, maka si Dul mendekat dan sambil menepuk pundak Gombloh :” Mbloh….itu sarapannya sudah siap…mau dimakan atau tidak…”.
Gombloh kaget dan langsung menjawab :” woooo jangan dimakan Dul…kan aku belum sarapan dan kamu ada bagian sendiri…”.
Dul senyum :” wooo…kongslet bocah iki… siapa yang mau makan sarapanmu… kamu itu lho kenapa kok seperti orang binggung gitu…”
Gombloh :” lha ga binggung piye Dul… aku itu sudah berusaha untuk menunjukan… memmbantu semampuku bahkan membukakan jalan supaya bisa berjalan dan berhasil dengan baik… eeee… lha kok malah seperti ini….”.
Dul langsung memotong :” terus kamu kecewa ya Mbloh…”
Gombloh :” wiiis…ya kecewa… ya kecewa… mboh lah… ya wis tak tanggung aja karena semua aku yang salah …sebagai tanggungjawabku pd mereka”
Dul :” hhhhhh… kita sering merasa mampu bertanggungjawab atas apa yang kita lakukan, kesalahan yang kita buat bahkan apapun yang ada di sekitar kita. Tetapi kita tidak pernah bertanya pada diri sendiri atau bahkan berpikir siapa yang bertanggungjawab pada diri kita….”.
Gombloh langsung menjawab :” ya diri kita sendirilah… kan yang menjalani kita… bukan orang lain…”.
Dul :” ya kalau gitu bertanggungjawablah pertama-tama pada dirimu sendiri Mbloh… supaya kamu ga menyesal kalau yang kamu harapkan tidak terwujud….”.
Gombloh :” heeeeeh… susah Dul…”.
Dul :” sarapan susah ora… kalau susah biar aku yang makan…”.
Gombloh :” woooo…ga bisa sini…”
Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Senin, 30 Agustus 2019, Romo Andita)