Cerpen Renungan: Siap Mencintai Harus Siap Kehilangan
[parokiminomartani.com] – Sambil membawa bungkusan mie Jawa nyemek Gombloh langsung menawarkannya kepada Tinul yg kelihatan sedih “Nul…kenapa masih mendung menggelantung di wajahmu….emang kenapa Nul ?”
Tinul :”kamu ga merasakan Mbloh…bagaimana rasanya kehilangan barang yg disayangi….”.
Gombloh :”lha emang apa yg hilang Nul…jangan-jangan kamu hanya lupa menyimpannya..”.
Tinul :” ga ya Mbloh….biasanya selalu aku bawa…lha selalu aku pakai untuk dia kok…”.
Gombloh :”pakai yg lain kan ya bisa tho Nul….”.
Tinul: “ bukan masalah pakai yg lain Mbloh tp kan ada sejarahnya makanya itu yg paling aku suka..”.
Gombloh :”Ooooooo….lha sejarahnya itu yg buat kamu sedih…pasti dari orang yg spesial ya….dari siapa tho Nul….mantan terindah ya Nul…”.
Tinul :”ora ngece tho Mbloh….ora ngerti wong lagi sedih lho…”.
Gombloh :” memang benar kata-kata para pujangan….bahwa kebahagiaan cinta sedihannya sebanding dengan saat kehilangan….makanya kalau mau mencintai harus siap juga sedih krn kehilangan Nul…”.
Tinul :” aku ngerti Mbloh…tp yg namanya kehilangan pasti sedih…sampai ga bisa doa lho aku…”.
Gombloh :”wiiis sekarang dia dulu terus makan mie nyemek ya mumpung masih panas…kalau dia makan pasti kamu bisa Nul….hhhhhh….
Tuhan memberkati hidup & karya kita. (Minomartani, 16 Desember 2017, Romo Andita)