Cerpen Renungan: Kelegaan Hati Janganlah Berujung Dosa
[Parokiminomartani.com] – Melihat bungkusan sampah yang dibuang sembarang membuat hati Tinul jengkel. “Manusia tidak berbudaya sama sekali buang sampah sembarangan … binatang aja tahu di mana harus membuang kotorannya … ini manusia kok malah sembarangan,” omel Tinul.
Gombloh: “Weeee lha dalah …. esok-esok kok wis sarapan ati Nul.”
Tinul: “Piye ora mangan ati Mbloh … delengi kuwi … sampah dibuang sembarangan … sudah jelas lingkungan bersih … lha buang sampah kok seenaknya …. dijalankan lagi.”
Gombloh: “Emang kamu tahu Nul … siapa yang buang sampah itu?”
Tinul: “Ya ga tahu … lha tahu-tahu ada sampah di jalanan ini kok.”
Gombloh: “Ya ga ada gunanya Nul kamu marah-marah … lha orangnya ga ada … terus kamu mau marah dengan siapa?”
Tinul: “Wiiiis ga apa yang penting bisa puas … lega bisa ngomel-ngomel.”
Gombloh: “Hhhhhhh … ya rugi Nul … hati yang sebenarnya bersih jadi kotor gara-gara setitik kemarahan … Nul Meski hanya setitik namun bila warnanya hitam pekat pasti akan membuat air yang jernih jadi hitam. Demikian juga dengan kebaikan di hati kita … meski pun untuk membuat hati kita lega dan puas tapi kalau itu tindakan jahat pasti membuat hati kita menjadi kotor penuh dengan dosa.”
Tinul: “Lha piye ora marah Mbloh melihat orang membuang sampah sembarangan di jalan.”
Gombloh: “Lha dari pada ngomel-ngomel … lebih baik dari tadi sampahnya diambil terus dibuang di tempatnya justru lebih baik dari pada sekarang justru menjadi berhamburan terseret motor yang lewat.”
Tinul: “Lha daripada kamu ngomong terus kenapa ga kamu ambil sampahnya Mbloh?”
Gombloh: “Hhhhh … woooo … mbales ya … wis tak mangkat kerja Nul … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 17 Maret 2018, Romo Andita)