Cerpen Renungan: Bahagia
[Parokiminomartani] – Tinul sudah menyiapkan semua untuk membuat sarapan pagi setelah pulang belanja dari warung mbakyu Darmi. Sambil berdendang Tinul mulai masak bahan-bahan yang sudah disiapkan untuk sarapan. ” waaaah kok tumben pagi-pagi sudah ceria Nul… dapat bonus dari mbakyu Darmi ya…” sapa si Dul yang baru masuk dapur.
Tinul :” hhhhhh… bukan bonus Dul… tapi seneng aja….”.
Dul :” lha orang senang itu kan ada sebabnya Nul… kenapa je Nul…”.
Tinul :” ya seneng aja Dul… kamu ga seneng kalau aku seperti ini…”.
Dul :” waaaaah… ya sangat senang sekali Nul… apalagi kalau setiap pagi seperti ini Nul… wis kehidupan kita pasti menyenangkan”.
Tinul :” ya jangan buat aku mecucu terus Dul… biar kalau pagi akan lihat senyumku ceria seperti matahari yang baru terbit”.
Dul :” emang aku selalu buat marah kamu ya ”
Tinul :” ga sering sih Dul… hanya kadang-kadang aja… cuma sering… hhhhhhh….”.
Dul :” hhhhhh… ga setiap hari lah Nul… buktinya malam kemarin ga buat kamu marah tho… nyatanya pagi ini kamu happy “.
Tinul ;” eiiit… jangan GR dulu… yang buat aku happy itu tadi kejadian yang di warung mbakyu Darmi … bukan karena kemarin malam…”.
Dul :” ya apapun alasannya Nul… yang penting kita bisa mengawali hari dengan selalu bersyukur agar bisa tersenyum dan berdendang seperti kamu…”.
Tinul :” iya… asal kita tidak membawa persoalan yang kita alami hari itu ke dalam tidur… persoalan hari ini cukuplah untuk hari ini… selesai menjelang tidur…”
Dul :” tapi hari ini akan kita awali dengan persoalan kalau kamu tidak segera masak Nul… Gombloh sudah klisikan lho”.
Tinul :” lha mbok ajak ngomong terus kok”.
Dul :” lha aku seneng je kalau lihat kamu happy… terus happy ya Nul… terus dan terus”.
Tinul :”..asal kamu bantu aku tiap pagi”.
Dul :” siaaaap…”
Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 17 Juli 2019, Romo Andita)