May 14, 2024

Cerpen Renungan: Bersyukur

[Parokiminomatani] –  Si Dul seperti biasa setelah selesai membuat kopi tubruk melanjutkan membatu Tinul untuk menyiapkan sarapan. ” pagi ini kok sepertinya istimewa Sarapannya Nul…” tanya si Dul

Tinul :” hhhhhhh…biar ada variasi Dul… ga bosen gitu-gitu aja… seperti kamu itu lho kadang buat nasgitel kadang buat kopi tubruk…ya tho…. kan jadinya ga bosen”.

Dul sambil senyum : ” hhhhhh….kalau itu bukan mau variasi Nul…tapi situasi, kalau pas kopi habis ya buat nasgitel lha adanya itu..”

Tinul langsung memotong : ” kalau teh habis baru buat kopi tubruk gitu…”.

Dul sambil mengangkat bahunya :” ya sepertinya gitu sih Nul…tapi yang pokok tetap kopi tubruk…”

Tinul :” yang pokok bukan kopi tubruk Dul…”

Dul :” lha opo Nul….nasgitel..”.

Tinul langsung memotong omongan si Dul :” bukan nasgitel juga bukan kopi tubruknya…tapi kita yang minumnya….”.

Dul heran :” weeeeh…lha kok bisa…”.

Tinul :” ya iya lah Dul…kan yang minum kita…pas atau tidak bergantung dari kita….kalau kita menerima apa adanya yang kamu buat, entah kopi tubruk, entah nasgitel ya kita bisa bersyukur, kalau kita bersyukur pasti kamu seneng dan makin semangat untukmenyiapkan…”

Dul :” wooo..alah…kalau itu ya pasti Nul…yang buat kita bahagia itu hukan kopi tubruknya atau nasgitelnya tapi hati kita…kalau kita menerima dengan rasa syukur apa yang ada ya pasti akan bahagia, sebalinya kalau kita menolak apa yang kita terima… ya nasgitelnya jadi pahiiiit”.

Tinul :” bener kuwi Dul…”

Dul :” makanya kalau kamu sering bilang…Duuuuul kok pahit kopi tubruknya…itu berarti kamu tidak menerima apa adanya…penderitaan dimulai..”

Tinul langsung memotong ” ya galah…itu emang pahit kurang gula kok…”

Dul :” itu bukan kurang gula Nul…tapi emang gulanya pas habis…hhhhhh”.

Tinul :” jan ora ngenah kamu itu ”

Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Senin, 28 Oktober 2019, Romo Andita)

Paroki Minomartani