Cerpen Renungan: Bersyukurdan Modal Memuliakan Tuhan
[Parokiminomartani.com] – Sedikit-demi sedikit si Dul mengumpulkan dengan tekun buah asam yang jatuh di pinggiran jalan. Tanpa disadari setelah beberapa hari dikumpulkan ternyata menjadi banyak. Maka si Dul mulai memilah dan memisahkan mana yang sudah matang dan mana yang masih mentah. “ wah banyak sekali ya Dul …buah asamnya …ga nyangka ya kalau dikumpulkan ternyata jadi banyak…” Komentar Tinul yang melihat si Dul memilah buah asam.
Dul :” iya Nul …awalnya sih cuma pingin membersihkan aja buah-buah yang jatuh …lha daripada dibuang sayang makanya aku kumpulkan ternyata jadi banyak seperti ini…”.
Tinul :” terus mau diapakan Dul buah asam sebanyak ini…”.
Dul :” kemarin aku tawarkan ke mbakyu Welas …dia mau Nul …malah senang sekali … katanya mau dibuat minuman gula asam…”.
Tinul :” waaaah benar itu Dul ….dapat bagian ga kita nanti…”.
Dul :” hmmmmm ….kalau ngasih itu yang ikhlas Nul …jangan mengantungkan harapan…”.
Tinul :” siapa tahu Dul ….kan mbakyu Welas orangnya baik …pasti dia memberi bagian kepada kita…”.
Dul :” kita …. gua aja kali …lu ga…kan yang ngumpulkan aku Nul …makanya janganlah menutup mata kita, walaupun hanya dengan selembar daun yang kecil. Janganlah menutup hati kita dengan sebuah pikiran buruk, walaupun cuma seujung kuku. Syukuri apa yang sudah kita miliki sebagai modal untuk memuliakan-Nya … pasti dapat berkat Nul…”.
Tinul :” iya Dul ….tapi ngomong-ngomong kok asamnya kamu kasih ke mbakyu Welas Dul …kenapa tidak di jual ke mbakyu Darmi…”
Dul :”hmmmmm ….Tinul ini selalu telat …coba pikir tak tunggu…”.
Tinul :”oooooooo ….dasar Kasdulah …modus tho iki …dekati kakaknya … sasarannya adiknya …oooo dasar bocah…”.
Dul :” bocah pinter ya Nul…”.
Tinul :” bocah edan… Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Sabtu, 10 November 2018, Romo Andita)