Cerpen Renungan: Memberi dengan Keikhlasan Hati
[Parokiminomartani.com] – Gombloh mulai kecewa dengan apa yang sedang dilakukan selama ini. Dia merasa kalau apa yang sudah diberikan dan diajarkan tidak merubah apapun bahkan membuahkan sesuatu yang tidak enak di hati. Dia menghampiri si Dul yang lagi istirahat sejenak. “Sudah selesai membeprsihkan halamannya Dul ..” sapa Gombloh pada si Dul
Dul :” bentar lagi Mbloh …tak leren bentar … lha susah je ngresiki daun-daun yang jatuh itu … di sini dibersihkan di sebelah sana jatuh daun kering….”
Gombloh langsung kenyahut :” di sana diberaihkan …di sini jatuh daun kering lagi…”.
Dul :” hhhhhhh…nah itu pinter Mbloh ….ya seperti itu Mbloh …bulak-bali yang akan jatuh daun keringnya …. dibersihkan berkali-kali ya akan seperti itu lagi …balik kotor lagi ..”.
Gombloh :” seperti manusia ya Dul …bolak-balik …hari ini diberitahu …sebentar balik lagi …sebentar baik …sebentar ga baik lagi…”.
Dul :” jadi manusia itu sama seperti pohon ya Mbloh… sebentar bisa bersyukur … sebentar mengeluh … sebentar bisa memuji … sebentar bisa memaki …angel memang Mbloh…”
Gombloh :” emang susah Dul … seperti pagi ini …lha apa yang ada sudah coba aku berikan supaya menjadi baik dan tetap bisa menjalani hidup dengan baik …. eeeee baik kalau pas mendengarkan atau menerima tapi setalah itu kembali tidak baik lagi …lha kalau seperti itu terus kan ya sia-sia rasanya Dul “.
Dul :” ya itu Mbloh ….nanti kalau kita berhenti membantu dikira sudah ga mau peduli lagi … mungkin diubah aja alasan dan niatnya membantu …tidak penting seberapa banyak kita sudah memberi dan apakah sudah mengubah atau belum, tapi lebih penting adalah bagaimana kita memberi dengan keikhlasan hati …mau baik atau tidak urusan mereka …gitu piye”.
Gombloh :” ya seharusnya gitu …tapi kan melihat hasilnya menjadi baik kan boleh Dul”.
Dul :” boleh aja sih Mbloh …tapi ngomong-ngomong siapa yang kamu bantu itu”.
Gombloh :” hhhhhhhh ….biasa si Dul … pakdhe Taryo….”.
Dul :” hmmmmm …kalau sama dia yang salah kamu Mbloh terlalu meletakkan harapan pada dia … yang bener meletakkan harapan itu ya pada Meice atau mininal mbakyu Prenjak…”.
Gombloh :’”cah mendem … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Jumat, 9 November 2018, Romo Andita)