Cerpen Renungan: Berusahalah dalam Ketulusan dan Kearifan
[Parokiminomartani.com] – Melihat Gombloh pulang dari sembahyang membuat hati si Dul bangga. “Waaah seperti ini yang selalu akan harapkan Mbloh … melihat kamu pulang sembahyang itu rasanya adem di hati”
Gombloh: “Biasa aja Dul ga usah lebay seperti itu.”
Dul: “Hhhhhh … pasti ada sesuatu yang mau didapatkan … hmmmmm jangan-jangan minta Meice membuka hatinya untuk kamu ya.”
Gombloh: “Ooooooo … ngawur wae kowe kuwi Dul … aku itu berusaha untuk selalu menjaga hidup itu tetap baik Dul … supaya bisa sungguh memuliakan GUSTI dan jadi berkat dalam hidupku … lha kalaupun akhirnya Meice membuka hati untuk aku ya itu bonus dari GUSTI..hhhhhh.”
Dul: “Ngarep kuwi Mbloh jenenge … ora oleh ngono kuwi.”
Gombloh: “Hhhhh guyon ya Dul … aku itu berusaha supaya bisa setia pada sesuatu yang baik … supaya hidupku jadi baik dan membuahkan kebaikan juga.”
Dul: “Setuju aku Mbloh … tapi ya emang ga mudah … lha nyatanya banyak orang yang rajin dan tekun setiap pagi sembahyang tapi hidupnya ya selalu membawa kejahatan.”
Gombloh: “Itu namanya orang yang tidak tulus menjalani hidup dalam kebaikan.”
Dul: “Ya gitu Mbloh masalahnya orang tidak mau berjuang untuk berubah dalam hidupnya. Perjuangan yang selalu nampak dalam tindakan yang tulus dan bertutur kata dalam kearifan akan kebenaran hidup yang nyata. Hal tidak akan mungkin terjadi kalau kita tidak dengan hati yang tulus ikhlas berni meninggalkan kepentingan diri yang sempit dan keegoan yang membuat kita menciptakan aura kebencian.”
Gombloh: “Weeeh apek tenan omonganmu Dul … nanging apek lagi kalau kamu juga bangun pagi ikut pergi sembahyang.”
Dul: “Hhhhhhh … kan aku sudah titip sembahyang sama kamu Mbloh.”
Gombloh: “Ooooo alah Dul Dul … sembahyang kok titip seperti arisan saja … wis ora ngenah kowe Dul … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 31 Januari 2018, Romo Andita)