Cerpen Renungan: Hal Memberi
[Parokiminomartani] – Gombloh setiap kali melihat mas Dono selalu ingat paklik Sisih yang sudah almarhum. Gombloh meski tidak mengenal dengan baik tapi selalu ingat apa yang dilakukan paklik Sisih. ” Dul…coba delengo mas Dono kae…persis plek ya sama paklik Sisih…” pinta Gombloh pada si Dul untuk melihat mas Dono yang lagi lewat depan rumah.
Dul tanpa melihat langsung menjawab: “ya mesti persislah Mbloh… jenengane anak karo bapak … piye tho..”.
Gombloh :” ya kalau itu pasti Dul…tapi bukan itu yang aku maksudkan…”.
Dul :” lha njuk opo…”.
Gombloh :” yang aku maksudkan itu…apa yang dilakukan mas Doni itu persis sama yang dilakukan paklik Sisih…”.
Dul sambil senyum :” …hhhhhh… buah itu jatuh tidak jauh dari pohonnya Mbloh…yang mesti sama yang apa ya dilakukan “.
Gombloh :” lha itu yang hebat Dul… pakdhe Sisih bisa mengajarkan dan menurunkan hal yang baik pada anaknya…”.
Dul :” seharusnya setiap orang tua ya begitu Mbloh… bahkan semua orang dalam kehidupannya harus seperti itu…”.
Gombloh :” iya ya Dul….biar selalu diingat..”.
Dul :” lha itu masalahnya Mbpoh kita itu sering kali masih kurang tepat dalam memandang kehidupan ….ini perlu kamu ingat Mbloh… hidup itu bukan soal apa yang kita dapatkan melainkan apa yang sudah kita berikan, maka kehidupan kita akan abadi karena orang akan selalu menginggat kebaikan yang sudah kita berikan…”.
Gombloh :” hmmmm… seperti paklik Sisih ya Dul… setiap orang di kampung ini pasti akan selalu ingat “.
Dul :” betul… betul… betul… makanya sering berbagi Mbloh… biar selalu diingat… ora usah pelit-pelit Mbloh…”.
Gombloh :” aku ga pelit ya…”.
Dul :” iya sama aku dan Sarinul kae… lha sama mbakyu Prenjak piye… kalau kamu tidak pernah memberi kepada mbakyu Prenjak ya ga mungkin diingat sama dia…”.
Gombloh :” iya po Dul…”.
Dul :” ya iyalah Mbloh…. kalau nasibmu akan sama seperti dengan Meice… wis pikiren kuwi aku tak nyrutup kopi dhisik..”.
Met pagi… sekoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 4 September 2019, Romo Andita)