Cerpen Renungan: Omongan Orang

[Parokiminomartani] –  Tinul pulang sambil senyum-senyum. ” Nul… Sarinul …buruan ini sudah siang ya …malah senyum-senyum… buruan Nul ” teriak Si Dul yang dari tadi sudah menunggu.

Tinul :” sabar Dul… santai wae…”.

Dul sedikit ga sabar :” santai-santai piye… bisa kena semprot lho sama Gombloh “.

Tinul :” ga akan ya Dul…paling hanya nunggu sarapan tho…”.

Dul :” lha iyalah Nul… kalau ga apa lagi… kamu kenapa je kok pulang senyum-senyum…”.

Tinul :” lha lucu tadi lihat untuk pertama kali mbakyu Crigis pucat pasi dengar jawaban mbakyu Prenjak …hebat Mbakyu Prenjak itu…”.

Dul :” emang omong apa mbakyu Prenjak..”.

Tinul :” mbakyu Prenjak itu yang bilang…wis sak omong-omongmu sing penting aku tetap urip … tetep sehat… tetep ayu…”.

Dyl menyahut :” hmmmmm… kalau yang terakhir ga meragukan Nul….kalau ga Gombloh ora nganti ngambleh ngenteni..”.

Tinul :” hhhhhh…iya ya Dul… tapi hebat lho jawaban mbakyu Prenjak itu diluar dugaan karena biasanya dia hanya diam aja…”.

Dul :” ya ada saatnya harus omong….supaya orang itu sadar bahwa orang tidak akan bertambah baik karena dipuji, dan tidak akan bertambah jelek karena dicela. Orang akan ada menurut adanya. Usaha baik akan menjadi baik, tidak usaha baik tak mungkin menjadi baik…”.

Tinul :” bener itu Dul….”

Dul :” hhhhh… kamu meski diuji atau dicaci maki menang tidak berubah apapun ya Nul, kecual berat badanmu yang selalu berubah…”.

Tinul :” hhhhh… kan selalu mengalami kemajuan Dul… itu beraeti perkembangan baik loh….”.

Dul :” baik apanya…tambah abot iya…wis.dasar Sarinul…”

Met pagi…semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Kamis, 5 September 2019, Romo Andita)

Paroki Minomartani