Cerpen Renungan: Hati-hati Dalam Keinginan dan Kepuasaan
[Parokiminomartani.com] – Tidak seperti biasanya Tinul yang selalu jalan pagi-pagi sambil belanja sayur, tetapi kali ini hanya duduk diam di dekat sumur belakang rumah. “Sarinul yang cantik kalau dilihat pakai kaca spion … dari pada ngalamun dekat sumur kan lebih baik kalau justru nyuci baju … Ono setan lewat mboh ya,” tegur Si Dul yang mengagetkan Tinul.
Tinul: “Lha bukan hanya lewat serangan Dul … justru sudah datang ke …” sahut Tinul.
Dul: “Mana setannya Nul?”
Tinul: “Ya kamu itu setannya …. datang tidak pakai permisi …. justru buat kaget aja.”
Dul: “Lha kamu itu ya aneh-aneh … pagi-pagi sudah ngalamun dekat sumur … pamali Nul … biasanya jam-jam segini kan masih nangkring di warung yu Darmi … kok ini malah ngalamun.”
Tinul: “Aku itu tidak ngalamun ya Dul … tapi mendengarkan suara burung-burung liar itu.”
Dul: “Weeeeleh … sejak kapan Sarinul … mulai suka kicauan burung.”
Tinul: “Sejak tadi malam dalam mimpi … njuk pagi ini mau aku puaskan dengan mendengarkan suaranya langsung.”
Dul: “Ooooooo … alah Sarinul … Sarinul … dadi mergo mimpi terus pengen ngrungokke sing nyata gitu?”
Tinul :”Lha iya Dul … kan kalau dalam mimpi itu ga nyata dan ketika sadar justru kecewa karena hanya mimpi … lha kalau dengar yang nyata itu jadinya puas di hati … ora gelo di hati … makanya ini tak tunggu kicauan burung-burung liar itu.”
Dul: “Hhhhhhh … dasar Sarinul … tapi hati-hati lho Nul … Ketika hati kita sudah mulai mencari hanya untuk memenuhi keinginan dan kepuasan di dalamnya maka tanpa disadari kita telah membuat hati menjadi bebal dan tak mampu lagi membedakan baik atau jahat … Rahmat atau Dosa … dan itu sudah terbukti.”
“Terbukti apa Dul?” sahut Tinul.
Dul: “Ya kamu itu buktinya … gara-gara demi kepuasan hati … sampai lupa buat sarapan.”
Tinul: “O iya … wah sory Dul … tapi agar kepuasanku terpenuhi … tulung kamu yang buat sarapan ya Dul … Dul kan baik.”
Dul: “Ooooooo … dasar blenuk,” sambil jalan Si Dul meninggalkan Tinul … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Jumat, 6 April 2018, Romo Andita)