Cerpen Renungan: Iri Hati
[Parokiminomartani] – sambil terengah-engah Dul masuk dapur tanpa permisi langsung menuju ke kompor. ” tenang Dul sudah aku matikan kompornya…” kata Tinul yang melihat polah si Dul.
Dul :” waaah makasih banyak Nul …seperti mau copot jatungku rasane…”.
Tinul :” lha memang kenapa kok sampai meninggalkan kompor dalam keadaan menyala…”.
Dul sambil menghela nafas panjang :” heeeeeeeh… sory Nul … lha tadi itu dengar teriak-teriak orang di luar jadi langsung spontan lari ke luar sampai lupa kalau menghidupkan kompor je..”.
Tinul :” teriak-teriak barusan tadi itu tho ….emang siapa dan ada apa Dul…”.
Dul :” bisa mas Gelo …ngamuk-ngamuk karena adiknya lebih baik nasibnya dari pada dia”.
Tinul :” weeeh lha kok lucu….”.
Dul :” lha yo kuwi tiwas aku itu lari keluar je… ga tahunya mung mas Gelo…”.
Tinul :” lha mas Gelo seperti itu kan ya sudah sejak dulu tho Dul… sampai semua orang kampung tahu bagaimana omongan dia tentang adiknya sendiri itu…”.
Dul : ” iya Nul ….lha kalau tadi aku tahu yang teriak-teriak itu tadi mas Gelo ya ga akan aku lari-lari keluar meninggalkan kompor yang menyala…. kalau sampai terjadi kebakaran aku pasti jadi mas Gelo ke dua…”
Tinul ” hhhhhhh…. kasihan ya Dul… gara-gara iri hati sama adiknya mas Gelo jadi seperti itu..”.
Dul :” seperti itu gimana Nul…”.
Tinul :” ya selalu marah-marah, selalu omong jelek tetang orang lain dan ga pernah tersenyum lho dia itu…”.
Dul :” hhhhhh… iri hati itu sepertinya biasa ya Nul… padalah yang namanya Iri hari iti adalah sumber dari munculnya kebencian dan kejahatan dalam hidup kita terlebih pada GUSTI karena dengan adanya iri hati kita menjadi orang yang tidak pernah memandang cukup berkat Kasih GUSTI pada kita … jadi kamu ga boleh iri hati lagi sama aku ya kok kalau pagi hanya buat kopi tubruk aja…”.
Tinul :” tapi kan ga pakai teriak-teriak seperti mas Gelo dan selalu bersyukur lho aku Dul…”.
Dul :” lha iya Nul …kalau ga ada aku hmmm…ga ada kopi tubruk pagi-pagi…”.
Tinul :” kalau ga ada aku pagi ini ga ada kopi tubruk… adanya kebakaran rumah Dul…”
Dul :” sory… sory… Nul… wis ini nikmati kopi tubruknya ”
Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Jumat, 22 Maret 2019, Romo Andita)