Cerpen Renungan: Jadilah Pendengar yang Baik
[Parokiminomartani.com] – Pulang dari jalan-jalan pagi Si Dul menghampiri Gombloh yang lagi manasin kendaraannya. “Mbloh coba nanti kalau berangkat lewat pertigaan sebelah taman ya,” pinta Dul.
Gombloh: “Walah ndadak Ngalang Dul … emang kenapa?”
Dul: “Lewat aja nanti kamu akan lihat.”
Gombloh: “Paling-paling hanya pos ronda yang sudah selesai diperbaiki tho.”
Dul: “Bukan ya Mbloh … lihat dulu aja sendiri.”
Gombloh: “Kalau tidak penting sekali untuk apa lewat sana Dul … makin jauh jaraknya ke kantor.”
Dul: “Bocah dengar baik-baik ya … nanti kalau berangkat lewat taman di sana … kamu akan lihat Meice.”
Gombloh: “Serius Dul … jangan bercanda Dul.” Gombloh sangat antusias.
Dul: “Bukan hanya serius Mbloh tapi seratusrius.”
Gombloh langsung memotong omongan Dul, “kenapa ga dari tadi omonganya.”
Dul: “Makanya dengar baik-baik omongan orang itu Mbloh … karena tidak ada orang yang mampu berkata-kata kalau dia tidak mampu mendengarkan terlebih dahulu. Kita juga tidak akan pernah mampu berbicara akan kebenaran kalau tidak pernah mendengarkan tentang kebenaran … buka hati kita seperti kita membuka telinga kita, agar kita mampu mendengarkan kata-kataNYA.”
Gombloh memotong pembicaraan Dul kembali, “wis … wis … ora kakean iyik … olehe omong … wis tak mangkat dhisik … keburu pergi lagi Meicenya.”
Dul: “Heeeee … sabar rungokke dhisik sing tenanan … ora grusa-grusu.”
Gombloh: “Sepak lungga mengko Meicenya Dul … wis sarapanku pangannen.”
Dul: “Sabar tho … Meice tidak akan pergi ke mana-mana ya … dia akan selalu di situ.”
Gombloh dengan hati yang berbunga langsung senyum lega, “serius Dul … kok kamu bisa tahu … memang sempat omong sama Meice ya?”
Dul: “Ngomong sih enggak Mbloh … hanya baca aja.”
Gombloh: “Kok baca aja?”
Dul: “Lha kan yang aku baca itu … di dekat taman ada salon kecantikan baru … namanya ‘salon Meice’ ….”
Gombloh: “Woooooo … cah edan tenan kowe Dul … sini sarapannya gaji untuk kamu.”
Dul: “Hhhhhhhh … pupus lagi harapannya ya Mbloh … makanya dengar baik-baik orang omong … Met pagi … Semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Senin, 30 April 2018, Roo Andita)