May 13, 2024

Cerpen Renungan: Keakuan yang Minta Dinomor-satukan

[Parokiminomartani.com] – Melihat Tinul yang masih duduk tidak segera beranjak membuat si Dul heran, “Nul kok tidak segera berkumpul sama mereka … sudah sejak tadi lho mereka pada kumpul.”

Tinul: “Malas Dul … wis tak nemani kami minum kopi tubruk.”

Dul: “Lha biasanya kamu semangat kumpul sama mereka kok sekarang males.”

Tinul: “Males aja Dul … lha lama-lama rasanya ga nyaman aja.”

Dul: “Kok ga nyaman … lha dulu katanya punya hobby sama … kepedulian sama … keprihatinan sama bahkan mau buat sesuatu bersama-sama … lha sudah mulai beda-beda ya.”

Tinul: “Ya dulu seperti begitu … tapi lama-lama kok makin enek di hati aja.”

Dul: “Wah kalau soal hati aku nyerahin aja deh Nul … ujungnya pasti menyakitkan.”

Tinul: “Nah itu masalahnya Dul … Kalau sudah kumpul susah untuk bertahan dalam kebaikan … pembicaraan berujung pada gosip.”

Dul: “Hhhhhh … ujungnya gosip terkesan penting untuk dibicarakan ya Nul.”

Tinul: “Iya Dul … emang kalau orang tak mampu menahan kebaikan yang tulus pasti yang muncul dalam hati kita adalah kejahatan yang merupakan buah dari kecurigaan, iri dan dengki.”

Dul: “Padahal kita tahu buahnya … sakitnya tu di sini ya Nul … makannya Nul hati-hati dengan orang ketiga.”

Tinul: “Kok orang ketiga Dul … maksudnya siapa?”

Dul: “Orang ketiga itu bukan orang lain Nul … tapi ke-akuanmu itu … karena ke-akuan pasti maunya dinomor-satukan … emang kamu mau jadi nomor dua atau nomor tiga?”

Tinul: “Aku ga mau nomor satu … nomor dua atau seterusnya … aku mau minum kopi tubruk mu aja Dul…”. Sambil Tinul nyrutup kopi Si Dul.

Dul: “Waaah sontoloyo kowe Nul … met siang … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 9 Januari 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani