Cerpen Renungan: Kebahagiaan yang Bersumber dari Hati Kita Sendiri
[Parokiminomartani.com] – Dengan wajah yang tidak ceria dan badan yang terasa lemas Gombloh tampak tidak bersemangat dalam menjalani harinya. Tinul melihat keadaan Gombloh mencoba untuk mendekati Gombloh. ” Mbloh … kok tumben tidak ada semangat hari ini … biasanya kamu yang paling semangat untuk menyongsong hari…” sapa Tinul.
Gombloh :” ga apa kok Nul…”.
Tinul :” pasti ada sesuatu Mbloh …. aku ga percaya … kalau sudah seperti ini pasti ada sesuatu yang ga beres …ngopo je Mbloh”.
Gombloh :” serius ya Nul … ga apa-apa … emang sesek aja sih neng ati….”.
Tinul :” lha ngopo kok sampai nyesek neng ati…”.
Gombloh :” lha ora nyesek piye Nul … maksudku itu kan baik … aku juga tulus membantu tidak ada maksud apa-apa tapi karena ada yang tidak suka akhirnya semuannya jadi ga karuan je…”.
Tinul :” lha gitu rak yo biasa tho Mbloh …. tidak semua kebaikan yang kita lakukan akan diterima semua orang dan pasti orang yang tidak suka pasti akan mengunakan cara-cara untuk menggagalkan kebaikan itu…”.
Gimbloh :” ya itulah Nul … lemes je rasanya …aku pikir mungkin lebih baik kalau mulai saat ini aku mau diam aja … aku mau hidup dengan hidupku sendiri … terserah orang mau apa … baik yang dicurigai … ga baik ya pasti dicerca …. mbohlah Nul … aku tak berhenti semuanya… “.
Tinul :” ya jangan patah arang Mbloh … karena emang kita akan selalu berjumpa dengan orang-orang yang tidak semuanya akan ikhkas kalau kita ini bahagia …. tapi ya harus kamu ingat Mbloh … kebahagiaan akan abadi kalau itu sungguh bersumber dari dalam hati kita sendiri … jalani hidup dengan ikhlas aja Mbloh biar kita bisa sungguh hidup dari dalam hati kita….”.
Gombloh :” itu yang susah Nul … telinga ini selalu terbuka dan mulut orang tidak pernah berhenti bicara…”
Tinul :” ya tinggal kamu sendiri Mbloh … mau hidup menuruti omongan orang atau hidup menuruti apa yang ada dalam hatimu sendiri”.
Gombloh :” mbohlah Nul … wis aku tak pasrah wae…”.
Tinul :” pasrah kuwi sing penak Mbloh … pasrah juga kalau ga ada sarapan ya…”.
Gombloh :” ini namanya jauh karena lapar … met pagi …. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 6 November 2018, Romo Andita)