Cerpen Renungan: Keinginan
[Parokiminomartani.com] – Pagi-pagi Gombloh sudah bengong di kursi bambu samping rumah ” lho katanya mau jalan-jalan kok malah bengong seperti monyet kena sumpit Mbloh…” tegus si Dul yang mau menyapu halaman samping.
Gombloh : “sudah jalan-jalan ya Dul…”.
Dul : “weeeh lha sampai mana jalan-jalannya kok tahu-tahu sudah sampai rumah lagi “.
Gombloh : ” hhhhhh … ga jauh sih cuma sampai depan pos ronda terus balik lagi “.
Dul :” itu bukan jalan-jalan Mbloh tapi nenggok keadaan jalan “.
Gombooh :” tadi itu maunya ya jalan-jalan sampai taman depan sana tetapi waktu sampai di pos ronda aku lihat mas Barkah kok kelihatan sedih duduk di pos ronda terus aku datangi…”.
Dul :” terus ngobrol dan ga jadi jalan-jalan gitu “.
Gombloh : “hhhhhh …iya … aku malah dengerin dia cerita je… dia itu sedih karena sampai saat ini belum semua yang dicita-citakan itu terwujud “.
Dul :” weeeeh kirang apa dia Mbloh… lha dia itu termasuk anak muda yang sukses lho”.
Gombloh :” iya sih Dul … tadi nyatanya dia masih sedih gara-gara apa yang diinginkannya ga terwujud padahal segala usaha sudah dilakukan”.
Dul :” hhhhh… susah jadi manusia Mbloh… harus selalu sadar kalau untuk bisa meraih kebahagiaan orang tidak harus mengejar dan mendapatkan segala hal yang menjadi keinginannya. Kebahagiaan yang tidak akan pernah hilang kalau itu bersumber dari kepercayaan yang ada dalam hati kita … wis hati-hati kalau sudah punya keinginan…”.
Gombloh :” lebih baik ga punya keinginan ya Dul “.
Dul :” ya ga boleh eksteim gitu Mbloh … sadar aja kalau di balik keinginan itu selalu mengintip yang namanya penderitaan “.
Gombloh :” jadi pagi ini juga ga boleh ada keinginan minum kopi tubruk ya Dul “.
Dul :” kalau itu boleh Mbloh… asal kamu juga buat untuk aku ya…”.
Gombloh :” ingat Dul dibalik keinginan mengintip penderitaan … buat sendiri ya… hhhhhhh…”
Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Kamis, 6 Desember 2018, Romo Andita)