Cerpen Renungan: Kekecewaan
[Parokiminomartani.com] – Biasanya, sekalipun sibuk dengan pekerjaan Si Dul selalu tetap bahagia … Tetapi pagi ini tidak. Si Dul kelihatan tidak tampak ceria. Melihat hal itu Gombloh mencoba mendekati: “Kok tidak seperti biasanya Dul … selalu ceria … hari ini tidak aku dengarkan nyanyian … emang kenapa Dul?”
Dul: “Hmmmmm … biasa aja Mbloh.”
Gombloh: “Kalau biasa pasti paling tidak aku dengar siulanmu memanggil burung-burung liar itu … lha ini sunyi senyap.”
Dul: “Ya sesekali kita nikmati keheningan di pagi hari Mbloh.”
Gombloh: “Ya kalaupun hening biasanya masih ada suara musik dari radio kecilmu.”
Dul: “Baterainya lagi dicharge Mbloh.”
Gombloh: “Kalau ga ada suara radio paling tidak ada suara ribut kamu sama Tinul.”
Gombloh: “Tinul lagi belanja ya Mbloh belum pulang … nanti kalau sudah pulang pasti akan ada keributan.”
Gombloh: “Hmmmmm … opo maneh ya Dul sing durung ta sebutke.”
Dul: “Ono sing kurang Mbloh.”
Gombloh: “Opo kuwi Dul?”
Dul: “Kowe kuwi … ora usah kakean crigis.”
Gombloh: “Hhhhhhhhhh … lha kamu mecucuk gitu kok … coba seperti biasa pasti aku tidak akan banyak tanya … cukup menikmati keceriaannya.”
Dul: “Ini yang mesti kamu pelajari Mbloh … kita pasti akan merasa kecewa saat apa yang kita harapkan tidak dapat kita capainya bahkan kita merasa kehilangan … namun sebenarnya bukan kita tidak pernah kehilangan apapun karena sebenarnya kita akan mendapatkan yang lebih baik dibandingkan yang kita harapkan … maka kamu kecewa karena tidak menemukan jawaban kenapa aku seperti ini.”
Gombloh: “Lebih kecewa lagi … pagi ini belum ada kopi tubruknya.”
Dul: “Waduh … sory … sory Mbloh … wis titukno nyapuku tak gawekke kopine …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Solo, Selasa 21 Agustus 2018, Romo Andita)