Cerpen Renungan: Ketika Ego Menguasai Hati
[Parokiminomartani.com] – Setelah mbak yu Prenjak pulang buru-buru si Dul mendatangi Tinul yang tadi menerima kedatangan mbak yu Prenjak. “Nul … Tinul ada apa kok mbak yu Prenjak datang kemari? Cerita apa Nul?” tanya Dul yang dari tadi penasaran mau tahu apa yang dibicarakan mbak yu Prenjak.
Tinul: “Kepo kamu itu Dul … jangan-jangan kamu tertarik sama mbak yu Prenjak ya … lha dari kemarin kamu juga cerita tentang mbak yu Prenjak?”
Dul: “Lha gimana ga tertarik Nul … lha dia sepertinya tahu semuanya di kampung kita … bahkan merasa paling benar … paling berjasa … bahkan paling suci je … inget dia itu paling banyak masuk rumah ibadat lho … apabukan sesuatu yang menarik Nul.”
Tinul: “Hhhhhh … iya ya Dul … dan mbak yu Prenjak itu sudah tersohor namanya di tempat kita …. orangnya sederhana … sopan … selalu perhatian pada orang lain … wis apeklah … pasti orang terpesona kalau pertama melihat dan bertemu dia.”
Dul: “Tapi masalahnya ke mana-mana dia cerita kejelekan orang lain … piye jal kan ini namanya tampilan tidak sama dengan isinya.”
Tinul: “Benar Dul … tadi itu awalnya baik tapi lama-lama kok yang dibicarakan itu kejelekan orang lain …. lha malah kejelekan orang yang serumah dan kejelekan keadaan di rumahnya dia diceritakan … gek karepe opo ya …. datang-datang hanya cerita saja terus pulang.”
Dul: “Makanya namannya Prenjak Nul … tapi kalau dipikirkan itu Nul … selama manusia itu masih dikuasi keegoan dan kehendak lain dalam hatinya, manusia tidak akan bisa tulus menjalani hidupnya dan tidak jadi berkah, Nul.”
Tinul: “Benar banget Dul … wis ora usah ngomong ke mbak yu Prenjak … jenenge wae prenjak … nak manuk kuwi gedhe ora sepiring … ora ono isone opo-opo … neng erewete ora karuan dan suaranya keceng … neng endhi-endhi muni … met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 30 Desember 2017, Romo Andita)