Cerpen Renungan: Mewujudkan Kebenaran dalam Tindakan Nyata
[Parokiminomartani.com] – Pulang dari warung kopi si Dul ngomel-ngomel tidak jelas. “Dul…kamu itu ngapain tho kok … jare ngopi kok pulang grundelan,” sapa Tinul.
Dul: “Ngopi opo Nul … malah mbesesek neng di sini,” sambil si Dul menunjuk dadanya.
Tinul: “Sakitnya tu di sini ya Dul … memang kenapa … kopinya habis ya Dul.”
Dul: “Bukan kopinya yang habis Nul … tapi tadi sempat mendengarkan obrolan di warung kopi … pembicaraan yang tidak jelas tapi saling mempertahankan kebenaran masing-masing.”
Tinul: “Lha temanya apa Dul….kok sampai membuat gelisah hatimu.”
Dul: “Bukan soal tema pembicaraannya Nul, tapi soal eyel-eyelan siapa yang benar…..sampai yang jualan kopi itu lupa buat kopi pesananku.”
Tinul: “Waah lha kok bisa Dul … emang ramenya seperti apa, sampai yang jualan kopi lupa buat pesananmu?”
Dul: “Lha eyel-eyelan itu seperti mau berkelahi … jadinya yang punya warung kopi memperhatikan dan menjaga-jaga jangan sampai berkelahi … lha kebenaran kok dicari penjelasannya ya ga pernah ketemu … wis dasar wong gemblung.”
Tinul: “Huuus ora ngono kuwi Dul … emang benar yang namanya kebenaran itu bukan tidak pernah cukup dibicarakan … Jangan bicara kebenaran karena kebenaran bukan sesuatu untuk dibicarakan melainkan untuk diwujudkan dalam tutur kata dan tindakan.”
Dul: “Betul … betul … betul … maka biar menjadi kenyataan akan kebenaran baik sekali kalau kamu mau membuatkan kopi untuk aku….met pagi…. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 29 Desember 2017, Romo Andita)