Cerpen Renungan: Meletakan Harapan Pada Dia yang Mampu Mewujudkan
[Parokiminomartani.com] – Banyak yang tidak kita duga namun sebenarnya merupakan cara GUSTI menolong kita. Gombloh yang biasanya tegar menghadapi segala macam peristiwa dengan rasionalisasinya kini dia hanya bisa berlinang air mata dan tak dapat berkata-kata.
Si Dul mendekati Gombloh sambil membawa tissue untuk mengusap air mata yangtak mampu ditahan lagi oleh Gombloh ” ini Mbloh tissue .. .ga usah malu mengusap air mata yang tak terbendung itu … kenapa je Mbloh kok sampai baper seperti itu?”
Gombloh: “Bukan hanya baper Dul … tapi.ini sungguh menusuk kering hatiku.”
Dul langsung memotong: “Waaaah berarti tajam dan runcing Mbloh kalau sampai menusuk relung hatimu … kalau sesuatu yang sampai membuat seperti itu pasti ada kaitannya dengan dia ya Mbloh?”
Gombloh: “Pastilah Dul … coba bayangkan Dul … mbakyu Prenjak yang selama ini menjadi sumber berita tidak benar … eeeei .. lha kok Meice titip salam untuk aku melalui dia.”
Dul: “Lha yang buat kamu baper itu mbakyu Prenjak ya atau salam dari Meicenya?”
Gombloh: “Ya mbakyu Prenjaknya Dul … kan suatu yang ga kita sangka ing atase mbakyu Prenjak lho dipakai GUSTI untuk menyampaikan salam dari Meice … itu Dul?”
Dul: “Hhhhhhhh … emang Mbloh cara-cara GUSTI seringkali merupakan suatu kejutan bagi kita dan yang kita butuhkan adalah iman, pengharapan dan kasih. Rasa percaya kalau hikmat-kebijaksanaan dan kuasa yang datang hanya dari GUSTI. Sehingga kita menjadi percaya bahwa sekecil apapun tindakan yang baik merupakan karya tangan GUSTI dan semua menumbuhkan pengharapan … makanya kamu masih berharap ya Mbloh?”
Gombloh: “Seperti kata-kata bijak … jangan pernah berhenti berharap Dul.”
Dul: “Tapi harus meletakkan harapan itu pada dia yang sungguh akan mampu mewujudkan harapan itu Mbloh … supaya tidak kecewa … kamu tahu dan yakin kalau Meice yang dikatakan Mbakyu Prenjak sama dengan Meice yang ada dalam hatimu itu?”
Gombloh: “Ya yakinlah Dul … mbakyu Prenjak lho yang bilang.”
Dul: “Hhhhhhhhhh … bukan ya Mbloh … Meicenya mbakyu Prenjak itu sama dengan Meice yang titip salam untuk kamu juga melalui aku … itu Meice yang punya toko di perempatan depan … kan dia naksir kamu Mbloh.”
Gombloh mulai berubah raut mukanya: “Sing tenan Dul … ora marai help tho.”
Dul: “Tenan ya Mbloh … hhhhhhhhh.” Sembari si Dul bernyanyi, “… hancur hatiku … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita.” (Minomartani, Selasa, 19 Juni 2018, Romo Andita)