Cerpen Renungan: Melihat Kekurangan Diri Sendiri
[Parokiminoartani.com] – Melihat Gombloh pulang dengan wajah terheran-heran, si Dul langsung menghentikan langkah Gombloh untuk masuk rumah. “Sik … sik … sik Mbloh … jangan keburu masuk rumah … kamu ini kenapa kok pulang-pulang dengan wajah keheran-heranan gitu?”
Gombloh: “Aku ga keheran-heranan ya … mung ngumun wae Dul.”
Dul: “Ya sak karepmulah … sing jelas kamu ini kenapa kok seperti orang binggung?”
Gombloh: “Lha ora ngumun piye Dul … coba bayangkan … kamu tahu tho pakDhe Wasno yang buta itu.”
Dul: “Ya tahu banget Mbloh … lha kalau sore hari sering ketemu sama aku dekat kolam ikan Mbah Nilo … piye … piye?”
Gombloh: “Tadi itu pakDhe Taryo … menjelaskan ke pakDhe Wasno sambil marah-marah.”
Dul: “Lha emang menjelaskan apa kok sampai marah-marah.”
Gombloh: “Sory tepatnya bukan mejelaskan tetapi menakut-nakuti pakDhe Wasno dengan ular tetapi pakDhe Wasno bukan takut malah tertawa dan malah pingin memegang.”
Dul: “Terus pakDhe Taryo jadi marah karena pakDhe Wasno bukan takut malah tertawa dan mau memegang gitu ya?”
Gombloh: “Hhhhhhhhh … katanya pakDhe Taryo … dasar orang buta … lha ditakut-takuti itulah malah cengengesan … sambil meninggalkan pakDhe Wasno … lha rak lucu tho … njuk pakDhe Wasno mung bingung..”
Dul: “Hhhhhhhhh … lha jangankan ular Mbloh … lha tidak mungkin orang buta akan takut pada hantu karena dia tidak pernah melihat hantu. Demikian juga kita, tidak mungkin kita akan dapat memperbaiki diri kalau kita tidak dapat melihat dan menerima kekuarang diri sendiri.”
Gombloh: “Hhhhhhhh … bener Dul … ya ga mudah menjelaskan ke orang buta bentuknya gondoruwo itu seperti apa ya.”
Dul: “Hmmmmm … gampang Mbloh … suruh aja mereka meraba wajahmu pasti mereka akan tahu bentuknya gondoruwo.”
Gombloh: “Gundulmu Kuwi … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Senin, 1 Oktober 2018, Romo Andita)