December 7, 2024

Cerpen Renungan: Membiarkan Diri Dikuasai Kebaikan

[Parokiminomartani.com] –  Gombloh dengan buru-buru meletakkan sepedanya dan langsung masuk dapur sambil grundelan ..” kalau tahu begini kenapa ga bicara sejak awal … biar orang lain bisa melakukan dan menyelesaikan ga terkatung-katung seperti sekarang ini…”

Tinul yang mendengar grundelan Gombloh langsung menyambar ” pagi-pagi dan sudah olah raga seharusnya badan itu seger … lha kamu ini malah terbalik Mbloh … yang olah raganya mulut … pagi-pagi kok sudah pedes gitu mulutnya”.

Gombloh :” tidak hanya mulutnya yang pedes Nul … tanganne rasane pedes…”.

Tinul :” waaaah kebetulan Mbloh…mau buat nasi goreng … sambalnya tinggal kamu ulet sudah pedes Mbloh lho …hemat lombok..”.

Gombloh :” ini serius lho Nul… ga ditegur ga selesai… didiamkan juga ga selesai… piye ora pedes neng tangan Nul…”

Tinul :” terus kalau kamu tegur bahkan dengan tangan pedes itu aka selesai juga Mbloh..”.

Gombloh :” ya ga selesi Nul… pha nyatanya sampai saat ini tidak juga segera dimulai apa-apa kok”.

Tinul :” nah itu nyatanya kamu tahu Mbloh”.

Gombloh :” ya tahu Nul …makanya aku lebih baik diam saja …wis luwehlah mau kapan dimulai… ya mbuh.”.

Tinul :” hhhhhh …. itu yang benar Mbloh …meski kita harus mengalah bukan berarti kita membiarkan diri hancur dengan sengaja tetapi justru sebaliknya kita justru membuat kita lebih dihidupi dan dikuasai oleh kebaikan yang sudah ada dalam diri kita sendiri … bentar Mbloh kita ini ngobrol kesana-kemari … bicara apa je Mbloh “.

Gombloh :” lha soal aku titip sesuatu untuk mbakyu Prenjak kok ga sampai – sampai “.

Tinul :” oooooo…alah ini soal sama mbakyu Prenjak tho … pantas muring-muring lha soal hati ya Mbloh…”

Gombloh :” ya itulah …kan aku malu kalau ketemu Prenjak … malu aku Nul.”.

Tinul :” kalau soal hati… hmmm… aku diam aja… terlalu sensitif… apalagi soal mbakyu Prenja…. wis tak buatkan kopi tubruk biar nyaman hatimu Mbloh … Met pagi …. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 27 November 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani