Cerpen Renungan: Membuka Mata Hati
[Parokiminomartani] – Tinul pagi ini kelihatan tidak segar seperti biasanya. Terlalu banyak yang dipikirkan setelah tadi malam ngobrol panjang lebar sampai malam dengan mbakyu Darmi “waduuuuh lemes rasane awakku Dul… masih pengen slonjor je…” keluh Tinul pada si Dul saat masuk ke dapur.
Dul :” ya bali tidur lagi tho Nul…”.
Tinul :” pengennya ya seperti itu Dul… tapi nanti siapa yang akan menyiapkan sarapan…”.
Dul :” santai saja… nanti biar aku yang menyiapakan sarapan… buat mie instan pakai telur dadar kan sudah cukup Nul…”.
Tinul :” heeeeh… bisa mecucu nanti Gombloh kalau pagi-pagi sarapan hanya mie islnstant sama telur dadar…”.
Dul :” weeeh… lha itu masih lumayan Nul masih bisa sarapan telur dadar sama mie instan… lha banyak orang malah tidak sarapan kok…”.
Tinul :” persis itu yang diomongkan mbakyu Darmi tadi malam itu…”.
Dul :” weeh… ngomong soal telur dadar sama mie instan itu sampai larut malam gitu…”.
Tinul :” ya galah Dul… itu salah satu tema pembicaraan… tema yang lain lebih penting dan serius…”.
Dul :” tema apa Nul yang lebih penting dan serius itu… cerita Nul…”
Tinul :” waaah ya ora nanti apa kata mbakyu Darmi kok cerita-cerita ke orang lain…”
Dul :” ya tidak semuanya Nul… intinya saja… kan biar aku juga sedikit mengetahui perkembangannya… up date terus gitu”.
Tinul :” hhhhh…biasa sih..masalah lama…”.
Dul langsung memotong omongan Tinul :” pasti soal gosip dan hoak yang sering terjadi di kampung kita tho..”.
Tinul :” lha gene sudah tahu Dul… makanya mbakyu Darmi galau kan menyangkut keberadaan warungnya yang selalu menjadi tempat kumpulnya mulut-mulut yang banyak ngoceh itu… maka kepikiran terus dia”.
Dul :”walah bilang aja sama mbakyu Darmi… Hidup ini terlalu berharga untuk memikirkan mereka yang tidak memperlakukan kita dengan baik dan menganggap diri kita tak berarti apa-apa. Kita harus membuka mata hati dan lihat kenyataan bahwa ternyata masih ada orang yang mengasihi dan menghargai keberadaan serta karya kita…”.
Tinul :” kok tidak tadi malam kamu omongkan langsung pada mbakyu Darmi Dul..”.
Dul :” ya ga etis tho Nul kalau aku ikut nimbrung… nanti aku jadi terpujilah diantara wanita…”.
Tinul :” wiiis kakean alasan kamun itu Dul… kamu sejarang akan terpuji kalau bantu aku buat sarapan…”.
Dul :” hmmmm….kalau aku membantu itu ikhlas ook Nul…tidak.mencari pujian”.
Tinul :”..preeeeet… Kasdulah… Kasdulah..”
Met pagi….. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Jumat, 12 April 2019, Romo Andita)