Cerpen Renungan: Menaburkan Bau Harum Tindakan Kita
[Parokiminomartani.com] – Si Dul yang semalem datang pada pertemuan warga di balai RT pagi ini mau memberikan laporan kepada Gombloh. Ketika Gombloh sedang menikmati kopi tubruk si Dul langsung menghampiri. “Mbloh iki harus kamu dengarkan baik-baik … meski kelihatanya sepele.”
Gombloh: “Apa yang tidak pernah aku anggap serius Dul … bahkan hal-hal yang kecil dan sederhana … karena perkara besar itu selalu berawal dari hal-hal sederhana … piye ?”
Dul: “Ini adalah persoalan yang setiap pagi jadi masalah bagi warga di sini.”
Gombloh: “Masalah bau sampah ya Dul?”
Dul: “Iya je Mbloh … masalahnya ternyata bukan pada petugas pengangkut sampahnya Mbloh tapi banyak warga yang ternyata masih belum membuang sampah basahnya sebelum petugas pengambil sampah datang … juga ga terangkut tapi karena takut terus disembunyikan jadi akibatnya bau di pagi hari.”
Gombloh: “Hhhhhhh … namanya juga sampah Dul … disimpan rapat seperti apa baunya tetap akan tercium.”
Dul: “Hhhhhhhh …iya sih … tapi baik juga kalau pagi itu sudah dimulai dengan mencium bau busuk sampah … supaya kita semua sadar kalau dalam sehari bisa menaburkan bau harum dari tindakan dan perkataan bukan malah sebaliknya menambah bau busuk dari tindakan dan perkataan yang tidak baik.”
Gombloh: “Tapi di mana-mana bau busuk itu selalu manarik kok Dul … sudah tahu baunya busuk tapi tetap dicari … hhhhhh.”
Dul: “Iya je … tapi kalau kamu tidak segera mandi makin tambah menyengat bau busuknya.”
Gombloh: “Sontoloyo kowe … awakmu wae durung adus kok … ngongkon wong kon adus …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Rabu, 1 Agustus 2018, Rom Andita)