Cerpen Renungan: Mendoakan Arwah Orangtua
[Parokiminomartani.com] – Dengan hati-hati Gombloh membersihkan foto orang tuanya yang selama ini hanya tergantung di dinding. “Waaaah njanur gunung Mbloh … biasanya hanya dilewati saja kok ini dibersihkan … kelingan ya Mbloh … opo kangen?” tegur Si Dul.
Gombloh: “Hmmmmm … ora mung kangen Dul … mung kari foto wae sing iso disawang.”
Dul: “Masih baik kalau dilihat Mbloh … lha sering kali hanya dilewati saja tanpa dilirik sama sekalk … lha ini malah dibersihkan.”
Gombloh: “Hhhhhhh … iya je Dul … makanya ini aku bersihkan.”
Dul: “Hhhhhh … membersihkan fotonya aja hanya kalau ingat saja … baik kalau membersihkan itu sambil mendoakan Mbloh.”
Gombloh: “Hhhhh … iya je Dul … padahal meski secara sederhana doa itu dipanjatkan namun doa itu akan selalu dipanjatkan kepada GUSTI sebagai berkat yang diminta kepada GUSTI untuk anak-anaknya sampai orang tua kita tidak diperkenankan untuk menghirup udara lagi.”
Dul: “Gene ngerti Mbloh.”
Gombloh: “Iya je Dul … mung wis telat nak arep membahagiakan sudah ga mungkin lagi … paling hanya dengan doa saja.”
Dul: “Benar Mbloh … hanya tulus apa tidak doa kita … lha sering kalau justru orang lain yang mendoakan.”
Gombloh: “Hhhhhhh … iya ya Dul … juk arep ngopo awakke dhewe?”
Dul: “Ya urip sing apek dan becik itu sudah membuat mereka bahagia.”
Gombloh: “Benar Dul … biar kebaikan itu nyata … kalau kamu bisa membuatkan teh hangat pakai daun mint … pasti makin baik suasana pagi ini.”
Dul: “Siaap Mbloh biar orang tua ku bahagia … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Senin, 19 Maet 2018, Romo Andita)