Cerpen Renungan: Menjaga Kehidupan di Luar Diri Kita
[Parokiminomartani.com] – Meski hanya sekedar untuk memberi makanan kepada burung-burung liar tetapi bagi si Dul ini merupakan bagian dari hidupnya yang tidak mungkin bisa terlewatkan dalam aktifitasnya setiap pagi. Gombloh yang sering kali melihat itu sedikit heran dengan apa yang dilakukan si Dul, “Ngasih makan burung-burung lagi ya Dul?” sapa Gombloh ketika melihat si Dul lewat sambil membawa beberapa pisang.
Dul : “Iya Mbloh….”.
Gombloh: “Weeeeh bukannya mereka bisa mencari makan sendiri Dul … malah ga baik lho kalau setiap saat disediakan makanan…”.
Dul: “Kok bisa ga baik…”.
Gombloh: “Lha iya Dul … kemampuan mereka secara alamai untuk mencari makan jelas akan terganggu…”.
Dul: “Kan mereka hanya makan kalau pagi saja di sini …. selanjutnya mereka pasti akan cari makan di tempat lain … lha nyatanya kalau siang burung-burung itu tidak banyak di sini kok … santai Mbloh … aku tidak akan membuat mereka tidak mampu berjuang cara makan “.
Gombloh yang masih penasaran tetap mencoba bertanya apa keuntungan memberi makan burung-burung liar, : “Jika kalau tiap pagi kamu ngasih makan burung-burung itu terus apa untungnya bagi kamu…”.
Dul: “Ya ga ada untungnya lha malah setiap minggu beli pisang satu sisir untuk mereka je…”
Gombloh: “Lha itu tahu kalau ga ada untungnya kenapa harus dilakukan setiap pagi…”.
Dul: “Hhhhhhhh … sudah aku duga Mbloh kamu pasti mempersoalkan uang ujung-ujungnya … bagiku ini bukan soal uang Mbloh “.
Gombloh: “njuk soal apa…”.
Dul: “Kamu memang harus belajar sama Tinul juga selain sama aku … gini Mbloh … kalau kita mau menjaga kehidupan tidak cukup kita hanya menjaga kehidupan kita sendiri tetapi kita juga harus mampu menjaga kehidupan yang lain sekecil apapun kehidupan agar GUSTI ga pelit kepada kita.”
Gombloh: “Ngerti aku Dul….”.
Dul: “Nak ngerti ya dilakoni Mbloh … tidak hanya berhenti dalam otak tapi harus menggerakkan tanganmu … wis Mbloh pikiren lagi … Selak lungo kabeh manukke …. Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Jumat, 26 Oktober 2018, Romo Andita)