Cerpen Renungan: Merasakan Hidup adalah Anugerah
[Parokiminomartani.com] – Gombloh yang melihat Tinul sedang duduk di serambi samping rumah datang menghampiri. “Hmmmmm … ikut duduk bengong ya Nul … kok kelihatanya enak sekali.”
Tinul: “Silahkan saja Mbloh … di rumah ini tidak ada larangan untuk duduk bengong … tapi harus berani tanggung konsekuensinya … hhhhhh.”
Gombloh: “Duduk bengong aja kok ada konsekuensinya?”
Tinul: “Ya adalah Mbloh … kamu akan disamakan sama orang yang kurang satu ons.”
Gombloh: “Hhhhhh … tahu aku Nul … itu kan kata-kata si Dul aja … lha sebenarnya kamu ngapain hanya duduk-duduk saja di sini?”
Tinul: “Aku itu tidak duduk bengong Mboh … tapi lagi menikmati hidup.”
Gombloh: “Menikmati hidup itu ya dengan mengisi waktu dengan kegiatan atau aktivitas apa gitu.”
Tinul: “Benar Mbloh … tapi kalau kita sibuk aktivitas … kita pasti berpikir terus … kalau berpikir terus pasti orang tidak akan pernah merasakan puas dan cukup … kalau sudah seperti itu pasti orang tidak bisa menikmati hidupnya … itu menurut aku lho Mbloh.”
Gombloh: “Lha kalau seperti ini apa orang ya ga bisa menghasilkan apa-apa Nul … lha bagaimana kita bisa bersyukur kalau tidak ada yang kita hasilkan.”
Tinul: “Waaah kurang pas itu Dul … kita bersyukur itu bukan hanya kalau kita bisa menghasilkan sesuatu tetapi menyukuri apa yang ada pada diri kita menjadi pintu untuk merasakan bahwa hidup adalah anugerah.”
Gombloh: “Seperti pagi ini ya Nul … belum ada kopi tubruk harus bersyukur juga ya.”
Tinul: “Waduuuuuh … sory … sory Mbloh lupa aku … wah bisa diomeli Dul nanti kalau sampai belum ada kopi tubruk … wis tak tinggal dulu kamu lanjutkan benggongnya ya … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Minggu, 15 Juli 2018, Romo Andita)