Cerpen Renungan: Mewujudkan Daya Murni
[Parokiminomartani] – Tinul yang lagi menyiapkan sarapan binggung mencari gula aren untuk menyedapkan masakannya. ” woooo…lha ini apa… dicari-cari tahunya ada di sini…” komentar Tinul yang menemukan toples untuk menyimpan gula aren.
“Untuk apa je Dul kok pakai gula aren segala…” tanya Tinul pada Dul.
Dul :” hhhhhhh….untuk buat kopi Nul….”.
Tinul :” kopi tubruk itu kalau manis enaknya pakai gula batu Dul…bukan gula aren…”.
Dul :” hmmmm….belum tahu kamu rasanya sih Nul….mantap tenan Nul…”.
Tinul :” emang kamu sudah pernah merasakan opo kopi gula aren…”.
Dul :” ya sudahlah Nul…tadi malam di rumah pakdhe Karyo…mantap Nul…makanya pagi ini aku coba buat…”.
Tinul :” woooo… pantes wae… juk kamu datang ga bawa apa-apa datang ke rumah pakdhe Karyo … bawa kopi bubuk ya ga pasti”.
Dul :” hhhhhh…ora je Nul…lha kesusu je”.
Tinul :” hmmmm….kalau ke sana itu bawa kopinya…meski akan disuruh bawa pulang lagi sama budhe Taryo…”.
Dul :” ya itu masalahnya Nul…”.
Tinul langsung menyambar..” ora usah golek alasan Dul…budhe Karyo itu ya begitu orangnya … budhe Karyo itu akan senang kalau dia dapat memberikan sesuatu kepada yang lain daripada mendapatkan sesuatu dari orang lain..”.
Dul :” iya Nul…itu seperti yang dikatakan pakdhe Karyo…kita dapat dikatakan sukses kalau mampu untuk mewujudkan daya murni yang ada dalam hati kita yang tulus suci meski hanya dalam tindakan dan perkataan yang sederhana, bukan karena mendapatkan sesuatu yang besar dan spektakuler dari luar diri kita… “.
Tinul langsung ingat ” bentar…bentar Dul… yang semalem ke rumah pakdhe Karyo ada acara apa Dul … kok tumben”.
Dul :” hhhhhhhh…ga ada acara apa-apa”.
Tinul :” ooooo…..ingat sekarang aku….kamu ke rumah pakdhe Karyo karena ada dik Asih yang lagi belajar buat batik sama budhe Karyo tho”.
Dul :’ hhhhhhhh…..”.
Tinul :” terus yang buat kopi gula aren bukan budhe tapi dik Asih tho…”.
Dul langsung kelihat malu :” hmmmmm….gitulah Nul…”.
Tinul :”…bukan karena enak kopi gula arennya tapi karena siapa yang buat jadi ebak kopinya … wis… wis…Kasdulah…Kasdulah…beraninya hanya modus…”.
Dul :” bukan modus Nul…tapi memberi dukungan biar semangat…”.
Tinul :” hhhhhh…tetap saja moduuuuus ”
Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 10 Juli 2019, Romo Andita)