Cerpen Renungan: Mewujudkan Kebaikan
[Parokiminomartani.com] – Setelah membuat dan menyiapkan kopi tubruk, Tinul segera bergegas untuk menyelesaikan pesanan kue mbakyu Welas. Sambil terburu-buru Tinul memanggil si Dul untuk membantunya, “Dul … sini cepat … aku perlu bantuannya.”
Dul mendengar panggilan Tinul hanya berjalan santai: “Ngopo tho Nul kok pagi-pagi sudah teriak-teriak.”
Tinul: “Wis tho ora usah kakean crigis … Iki lho bantu membungkus kue pesanan mbakyu Welas … nanti aku beri uang hasil penjualan kue pesanan mbakyu Welas.”
Dul: “Waaaah maaf Nul … tanpa upahpun aku akan tetap membantu … kan kamu tahu kalau aku memang baik.”
Tinul: “Kamu memang baik … percaya aku Dul tapi kebaikan itu tidak akan berakibat apa-apa kalau kita hanya diam saja.”
Dul: “Benar sekali itu Nul … memang kebaikan itu tidak akan pernah kita rasakan kalau kita hanya menunggu orang lain melakukan kebaikan. Sebaliknya kebaikan itu akan kita rasakan kalau kita sendiri yang mewujudkan kebaikan itu … konkret Nul … bukan hanya sekadar dibicarakan atau hanya sebatas dipikirkan.”
Tinul: “Nah itu yang aku maksudkan … kebaikan itu harus konkret dan nyata … wis tho saiki dibantu bungkus kuenya.”
Dul: “Kebaikan itu harus dinyatakan lho Nul … jangan sampai lupa bonusnya kalau mbakyu Welas sudah ambil kuenya.”
Tinul: “Kerja dulu baru mikir bonus … kerja itu harus dinyatakan bukan diomongkan Dul.”
Dul: “Hhhhhhhhhh … iya … iya Nul.”
Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Senin, 28 Mei 2018, Romo Andita)