Cerpen Renungan: Otokritik
[Parokiminomartani] – Sudah tidak mudah bagi si Dul untuk mendapatkan suasana yang sungguh sunyi di pagi hari. Pagi-pagi sudah terdengar banyak suara baik suara binatang maupun suara yang dibuat oleh orang lain. ” hmmmm… jaman dulu mungkin matahari terbit untuk membangunkan manusia tetapi sekarang manusia yang memaksa matahari terbit lebih awal… pagi-pagi kok ya sudah rame…” kata si Dul pada dirinya aendiri. Tinul yang bangun pagi juga langsung menyambar ” kamu ngomong sama siapa Dul….”.
Dul :” weh gawe kaget wae… omong karo diriku sendiri Nul…. lha kamu ga ada… kalau ada kamu ya omong sama kamu Nul…”.
Tinul :” hhhhh… iya ya Dul… tapi paling enak ini ngomong pada diri sendiri Dul…”.
Dul :” lha iya Nul… mau marah-marah ga ada yang sakit hati… mau ngomong lucu yang ketawa sendiri …mau cerita sedih ya nangis sendiri… bebas ga ada sopan santun kalau mau omong pada diri sendiri itu Nul “.
Dul :” tapi kalau dipikirkan ternyata banyak hal kita temukan untuk kebaikan diri kita sendiri… orang bilang kebijaksanaan itu kita temukan dari diri kita sendiri…”.
Tinul :” itu yang namanya otokritik Dul… dengan bicara pada diri sendiri kita akan berani mengkritik diri sendiri juga…”.
Dul :” sebenarnya ya baik juga kalau kita sering omong pada diri sendiri ya Nul ”
Tinul :” ya memang seharusnya seperti itu Dul …. paling kalau dilihat orang lain seperti orang yang kurang satu strip aja Dul..”
Dul :” makanya orang yang kurang satu strip itu hidupnya ya happy happy saja lho Nul… bahkan banyak yang awet muda lho…”.
Tinul :” hhhhhhh… resep awet muda yang murah itu berarti seperti orang satu strip Dul… piye gelem ora ….gampang lho itu”.
Dul :” gelem opo kamu punya teman yang kurang satu strip…”.
Tinul :” wah yo ora gelem Dul…. ndak ora ono yang membuatkan kopi tubruk….”.
Dul :” alasan ga mutu itu namanya… alasan kok kopi tubruk…”.
Tinul :” hhhhhhh…lha dari tadi kok kopinya belum siap…”.
Dul :” hhhhh… sory… sory… sik tak buatkan… sabar Nul ”
Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Senin, 25 Maret 2019, Romo Andita)