Cerpen Renungan: Penderitaan
[Parokiminoimartani] – Dul melihat Tinul pulang dengan membawa bungkusan dalam tas kain kecil ” waaah katanya olah raga pulang malah bawa bingkisan Nul….kalau tahu gitu tadi ikut olah raga ya Nul…” sapa Si Dul pada Tinul.
Tinul menjawab sambil senyum :” hhhhh…lha kalau tahu setiap olah raga dapat bingkisan seperti ini ya pasti kamu bisa olah raga pagi sore Dul…”
Dul :” hihihihi…itu yang namanya sekali dayung dua pulau terlampui Nul….sehat sudah pasti dapat, eeee …tambah dapat bingkisan…”.
Tinul :” njuk sing arep menehi bingkisan tiap hari ya siapa Dul…”
Dul :” lha yang beri kamu bingkisan ini…”
Tinul :” oalah…emang kamu tega menerima setiap hari dari mbakyu Welas…”.
Dul langsung kaget :” wooooo…dari mbakyu Wrlas tho….wis ora wae Nul…”.
Tinul :” hhhhh…makanya kalau mau sehat ya sehat aja dengan olah raga… bukan malah olah raga biar dapat bingkisan”.
Dul :” hhhhhh…iya ya Nul…tapi kok tumben mbakyu Welas pagi-pagi sudah bagi rejeki..”.
Tinul mulai menjelaskan :” tadi itu waktu jalan pas depan gang masuk rumah mbakyu Welas, aku dipanggil dia…diminta untuk bantu bagi-bagi bingkisan ini sambil jalan-jalan…ya sudah aku bantu toh sekalian jalan keliling kampung…”.
Dul :” njuk maksute opo Nul…bagi-bagi gitu…”.
Tinul mengkerutkan dahinya :” tadi sih aku tanya ini dalam rangka apa…jawabnya gini….kita sering beranggapan bahkan merasakan sesuatu itu indah, sesuatu itu membahagiakan, kalau sesuatu itu kita dapatkan tanpa penderitaan. Namun sebenarnya kebahagiaan yang sesungguhnya itu terjadi dan kita rasakan saat penderitaan itu berakhir, karena pada saat itulah kita rasakan sebagai karunia dan rahmat dariNYA…gitu ga ada penjelasan lain ”
Dul :” itu yang buat aku makin suka sama adiknya…mbakyu Welas…”.
Tinul sambil senyum heran :” terus apa hubungannya Dul…sama dik Asih…”.
Dul :” ya pasti samalah Nul antar mbakyu Welas dan dik Asih kan kakak beradik…ga beda jauhlah …sifatnya… kesederhanaannya… murah hati… selalu berbagi kalau sedang bahagi…yang jelas pasti baik hati…mbok kamu seperti itu Nul….”
Tinul sambil melotot :” maksudmu…aku ga baik gitu….”.
Dul :” bukan..bukan…kamu baik Nul…tapi masih satu tingkat di bawah mbakyu Welas..”.
Tinul langsung memotong :” tapi satu tingkat di atas dik Asih…ya thoooo…”.
Dul :” galah…tetap baik dik Asih…”.
Tinul :” tapi kamu ga berani omong sama dik Asih….hhhhhh”.
Dul hanya bisa senyum….met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Kamis, 24 Oktober 2019, Romo Andita)