October 8, 2024

Cerpen Renungan: Perubahan

[Parokiminomartani] –  Gombloh dan Tinul pagi ini duduk santai di balai samping rumah sambil menikmati kopi susu hangat racikkan si Dul. ” kok tumben Kasdulan membuat kopi susu Nul… kamu yang minta ya ” tanya Gombloh pada Tinul.

Tinul :” ga kok… aku ga minta apa-apa… Dul sendiri yang pengen buat kopi susu… ya nanti di tanya sama Dul sendiri…”.

Gombloh :” tapi ini enak lho…pas susunya…”.

Tinul :” itu soalnya susu murni Mbloh… tidak pakai susu instant “.

Gombloh :” pantes… enak lho Nul…. kalau tiap pagi seperti ini enak…”.

Tinul :” ya ga apa kalau mau setiap pagi seperti ini Mbloh…. aku sih seneng-seneng aja… lha tambah sehat kok setiap pagi minum susu meski campur dengan kopi…”.

Dul yang datang sambil bawa getuk singkong langsung menyambar omongan Tinul. ” aku juga seneng- seneng aja Nul menyiapkan kopi susu… asal uang belanjanya juga bertambah… lha susu murni itu mahal je…”.

Gombloh :” waaah lha itu masalahnya…”.

Dul :” masalah uang belanja ya Mbloh… hhhhhh…. setiap perubahan yang kita lakukan itu selalu membawa konsekuensi Mbloh… konsekuen baiknya kita jadi sehat seperti kata Tinul tadi tapi konsekuensi tidak baiknya untuk kamu ya uang belanja jadi tambah…ya Nul “.

Tinul ;” ya jelas kalau itu… lha kalau tidak siap dengan konsekuensinya ya jangan melakukan perubahan… terima saja apa adanya dengan rasa syukur…”.

Dul :” tapi sebenarnya ga ada konsekuensi tidak baik kok… kan kalau uang belanja tambah… kamu kan jadi semankin terpacu dan semangat untuk kerja Mbloh…”.

Gombloh :” gundulmu kuwi… enak di kamu susah di aku Dul…”.

Dul :”hhhhhh… konsekuensi Mbloh… wis iki dinikmati getuk singkonnya…”

Tinul :” ga ada konsekuensinya ini Dul…”.

Gombloh langsung nyambar :” ada Nul… konsekuensinya wareg jadi ga sarapan..”.

Dul :” emang ga ada sarapan… gantinya ya getuk singkong ini…”.

Gombloh :” hmmmm…pait…pait…”.

Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 14 April 2019, Romo Andita)

Paroki Minomartani