Cerpen Renungan: Protes
[Parokiminomarrani] – Setelah susah payah menjelaskan akhirnya bisa memberikan sedikit kelegaan karena sudah selesai. ” ini teh hangatnya Mbloh….biar seger kembali..” kata si Dul sambil menyodorkan segelas teh manis hangat.
Gombloh :” wiiis jan baru kali ini aku ketemu orang kok pikirannya seperti itu…”
Dul sambil tersenyum :”..hhhhhh…susah ya “.
Gombloh :” bukan hanya susah Dul…tapi wis harga mati sepertinya…”.
Dul :” lha nyatanya bisa gitu kok….berarti kamu hebat lho Mbloh…”.
Gombloh :” hebat opo…lha aku wis menthok je…ga bisa ngomong apa-apa lagi….rasane di otakku itu sudah ga ada kata-kata lagi…”.
Dul :” lhai itu nyatanya dia pulang dengan senyum-senyum…”.
Gombloh :” senyum-senyum bukan selesai tapi senyum karena dia merasa aku ga bisa beri pemahaman apa-apa…malah aku yang katanya harus mencoba memahami dia je..”.
Dul :” wkwkwkwkwk…lha emang ngopo tho sakjane dia itu….”.
Gmbloh :” dia itu wis ora percaya kalau apa yang selama ini itu akibat dari perkataan dan perbuatannya …semua itu sudah menjadi rencana Tuhan katanya…maka dia protes kok hidupnya selalu susah…”
Dul :” oh protes sama siapa “.
Gombloh :” ya sama Tuhanlah….makanya sudah banget menjelaskan sama dia…lha Tuhan aja di protes apalagi aku Dul..”.
Dul :” makanya pulang sambil senyum-senyum ngejek kamu ya Mbloh….hhhhhh…manusia kok ga paham-paham….Tuhan tidak pernah membuat kita menderita dan hina, DIA hanya ingin kita hidup baik, damai dan bahagia…”
Gombloh :” lha ya itu masalahnya…dia ga ngerti-ngerti….wis jan angel tenan je…”
Dul :” lebih mudah buat teh manis hangat Mbloh…ini kalau ga segera diminum ya tak minum aku Mbloh…”.
Gombloh :” weeeeh….sini…buat dan ngasih kok ga ikhlas…”.
Dul :” ikhlas ya Mbloh…ikhlas juga menghabiskan…”.
Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minggu, 18 Agustus 2019, Romo Andita)