Cerpen Renungan: Rejeki
[Parokiminomartani] – Pulang dan sampai ke rumah memang agak siang tidak seperti biasanya kalau pas jalan-jalan pagi. Bahkan kali ini Gombloh pulang dengan membawa bingkisan di tangannya ” weeeh… kamu ini olah raga atau malah belanja Mbloh….” sapa si Dul yang melihat Gombloh datang.
Gombloh sambil meletakkan bingkisan yang dibawa di atas meja :” ini… kalau mau ambil dan makan aja Dul….masih hangat lho…”.
Dul yang penasaran langsung mendekat :” kok masih hangat….emang apaan Mbloh…”.
Gombloh :” ya lihat aja sendiri…”.
Dul :” waaah…ini enak Mbloh…apalagi sambil minum teh hangat…”.
Gombloh :” ya dinikmati aja Dul…namanya rejeki itu harus dibagi dan dinikmati bersama “.
Dul :” bener itu Dul…kan rejeki itu diberikan bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga bagi orang di sekitar kita dan yang pasti rejeki itu selalu tidak terduga Mbloh…”.
Gombloh :” hhhhhh…yang namanya rejeki itu ga ada yang bisa memastikan dengan tepat dan benar Dul ….meski tidak ada yang mampu memberikan kepastian akan apa yang kita lakukan dan kerjakan tetapi Tuhan dengan kasihNYA mampu memberikan kepastian pada kita bahwa apapun yang kita lakukan dengan ikhlas hati akan membuahkan kedamaian yang membahagiakan…”.
Dul :” mantap Mbloh….emang dari mana Mbloh ini semua…”.
Gombloh :” kalau aku bilang ga boleh mecucu lho ya…”.
Dul :” ga lah Mbloh….lha kenapa harus mecucu…”.
Gombloh :” serius ga kecewa kalau aku beritahu…”.
Dul :” ga lah Mbloh…”.
Gombloh :” itu semua dari dik Asih….tadi ketemu waktu dia beli makanan itu…”.
Dul :” terus kamu dititipi di Asih makanan ini untuk aku yho Mbloh…emang apapun yang dia lakukan selaku ingat aku kok Mbloh…”
Gombloh :” hmmmm…tangi Dul..sadar ora ngimpi terus…”.
Dul :” emang kasunyatan itu sakit bagi yang tidak bisa menerima….”.
Gombloh :” lambemu Dul…”
Met pagi…..semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 13 Agustus 2019, Romo Andita)