September 20, 2024

Cerpen Renungan: Selalu Bersyukur

[Parokiminomartani] – Tinul mengeluarkan barang belanjaan dari tas sambil senyum-sebyum dan geleng-geleng kepala, sambil berguman ” wis jan manusia itu kalau belum ditidurkan sambil didoakan tidak pernah akan merasa cukup….selalu kurang”.

Dul yang dari tadi diam dalam dapur langsung menyahut :” weeeeh sopo kuwi Nul….kok sampai kamu doakan mati seperti itu “.

Tinul yang kaget langsung melempar kertas pembungkus kepada si Dul :” hiiiiiiiih…bikin kaget saja lho…”.

Dul :” lha kamu itu masuk dapur ora sopo aruh malah grenengan seperti itu…siapa je Nul yang barusan kamu kutuk itu…”.

Tinul :” bukan kutukkan ya… cuma jengkel wae…lha orang hidup kok ngeluh kurang terus…lha berhenti ngeluh kan kalau sudah mati tho Dul…”.

Dul :” hhhhhh…siapa bilang… manusia itu Nul… setelah mati aja masih ngeluh lho…lha kemarin cerita budhe Gelo yang katanya didatangi arwah teman yang masih minta untuk dikunjungi makamnya itu…piye jal…itu kan masih ngeluh tho…”.

Tinul :” itu ga ngeluh ya Dul….cuma berharap..”

Dul :” ya padho wae Nul…mung bedhane hanya budhe Gelo yang tahu…coba kalau kamu itu tahu … pasti sudah pingsan…”.

Tinul :” apa kita besok seperti itu ya Dul…sudah mati tapi sah ngelih berharap orang lain mendoakan dan mengunjungi makam kita ya…”.

Dul :” ya kita tidak akan seperti itu Nul, kalau selama hidup kita selalu bersyukur…mula dieleng-eleng Nul …sekecil dan sesederhana apapun yang kita hasilkan akan menjadi berkat bagi kegidupan kita kalau kita mampu menerimanya dengan rasa syukur sebagai anugerah Tuhan yang selalu pas dengan apa yang sesungguhnya kita butuhkah…”.

Tinul :” Nah itu yang ga mudah Dul…”.

Dul :” gampang kok… terima aja apa adanya… seperti kopi pagi ini…adanya kopi pahit karena gulanya habis…ya terima aja kepahitan itu kan aslinya kopi iti pahit…gitu Nul”.

Tinul :”….hhhhhh…ga pahit Dul….ini gulanya…aku sudah beli ya…”.

Dul :” hmmmm….mantap hidupku pagi ini tidak aku awali dengan kepahitan…”.

Tinul :” lambemu Duk….”

Met pagi….semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Sabtu, 6 Juli 2019, Romo Andita)

 

Paroki Minomartani