Cerpen Renungan: Semuanya Berawal dari Niat
[Parokiminomartani.com] – Meski sudah siap untuk berangkat kerja Gombloh masih sempat mau menyapu halaman teras rumah. “Waaah memang pantas kalau kamu menjadi karyawan yang diidolakan Mbloh … sudah rapi begitu masih mau pegang gagang sapu,” sapa Si Dul yang baru keluar dari ruang tamu.
Gombloh: “Pakaian rapi jangan sampai membuat kita alergi dengan gagang sapu Dul … masih harus tetapi bisa melakukan pekerjaan orang yang tidak pernah pakai dasi.”
Dul langsung menyahut, :”seperti aku ya Mbloh … seumur-umur belum pernah pakai dasi … nanti kalau nikah aku mau pakai dasi Mbloh.”
“Kapan nikahnya Dul?” sahut Gombloh yang tertarik mendengar kalau Dul mau menikah.
Dul: “Ya … kapan-kapanlah Mbloh,” kata Si Dul sembari menirukan lagu KoesPlus.
Gombloh: “Ooooooo sontoloyo kowe Dul … aku kira mau nikah beneran.”
Dul: “Kan tadi aku bilang kalau nikah mau pakai dasi …. bukan nikahnya kapan.”
Gombloh: “Kalau mau pakai dasi ya ga perlu nunggu nikah … sekarang aja bisa kok pakai dasi … sambil bersihkan halaman kamu pakai dasi.”
Dul: “Ini bukan soal dasi lho Mbloh … tapi soal kamu yang mau nyapu itu lho.”
Gombloh: “Siapa yang mau nyapu Dul?”
Dul: “Ya kamu itu lho Mbloh … kan yang pegang gagang sapu kamu … kan kamu yang mau nyapu.”
Gombloh: “Hhhhhhhhhh … aku bukan mau nyapu Dul … cuma menyingkirkan sapu yang menghalangi jalan aja.”
Dul: “Waaaah tiwas Mak gregel atiku lihat kamu mau nyapu halaman Mbloh … emang kalau ga ada niat ga mudah ya Mbloh … karena niat yang ada dalam hati dan budi kitalah yang mendasari tindakan yang kita lakukan. Niatlah yang juga menentukan kita merasa bahagia atau tidak atas tindakan yang kita lakukan.”
Gombloh: “Niatku tidak menyapu lho Dul … cuma niatku menyingkirkan sapu … ini sapunya … silahkan membersihkan halaman ya,” sambil menyerahkan sapu pada si Dul.
Dul: “Hmmmmm … tiwas ayem aku Mbloh … wis mangkat kerja sana.”
Met pagi …. semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, 24 Mei 2018, Romo Andita)