Cerpen Renungan: Sesuatu yan Kecil dan Sederhana
[Parokiminomartani] – Si Dul memang bukan orang yang serius, dia selalu mensikapi dan menjalani hidup dengan penuh canda. Bagi Si Dul hidup itu harus disyukuri dan dinikmati agar selalu bisa tersenyum. Maka ketika melihat Gombloh yang duduk termenung di teras samping rumah terusik hatinya pingin tahu apa yang sedang dipikirkan Gombloh. “Alangkah sia-sianya hidup ini kalau di jalani hanya dengan termenung,” sindir Si Dul.
Gombloh: “Kepo itu wujud nyata dari kesia-siaan Dul … senengnya itu lho kepo.”
Dul: “Piye ora sia-sia Mbloh kalau hidup hanya dipakai untuk merenung … hidup itu pakai untuk sesuatu yang positif … berpikir dan bertindak yang positif … bukan mlongo seperti kerbau.”
Gombloh: “Mlongo gundulmu Dul … Dul … ini aku sedang berpikir bagaimana halaman rumah kita itu bisa menghasilkan sesuatu yang lebih dibandingkan yang sekarang ini.”
Dul: “Emang yang sekarang ini tidak ada hasilnya apa-apa ya?”
Gombloh: “Bukan tidak ada hasil Dul … cuma kita hanya mendapatkan hasil dari pohon buah-buah aja … itupun ya sesuai musim buah aja … itupun tidak seberapa hasilnya … kecil.”
Dul: “Ya biar kecil hasil buahnya tapi kan membuat udara menjadi segar Mbloh … udara segar ga ada yang jual lho … kecuali di rumah sakit.”
Gombloh: “Aku berpikir kalau dibangun kamar-kamar untuk kos-kosan pasti akan banyak hasilnya Dul … piye.”
Dul: “Hhhhhhh … emang udara segar dan sehat tidak bisa dijual menjadi uang ya Mbloh … tapi ingat Mbloh … segala sesuatu yang terjadi meski hanya sesuatu yang kecil dan sederhana pasti akan memberikan pengalaman yang baik dan menjadi kekayaan yang berharga dalam hidup kita sejauh kita menerimanya dengan penuh keikhlasan hati yang baik.”
Gombloh: “Seandainya saja kok Dul.”
Dul: “Aku malah setuju kalau dibuat rumah asal itu rumah tanggamu dengan Meice … piye?”
Gombloh: “Gundulmu … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Selasa, 9 Oktober 2018, Romo Andita)