February 12, 2025

Cerpen Renungan: Memahami Apa yanga Ada Dalam Hati Kita

[Parokiminomartani] – Dul yang berhenti sejenak dari kerjaan nyapu halaman untuk minum kopi tubruk langsung meletakkan lagi kopinya dan berlari menuju Tinul: “Tadi itu mbakyu Welas ya Nul,” tanya Dul penasaran pada orang yang baru ngobrol sama Tinul.

Tinul: “Weeeh kok hebat kamu Dul … tahu yang barusan ngobrol sama aku mbakyu Welas.”

Dul: “Tadi waktu mau menikmati kopi kok sayup-sayup terdengar suara mbakyu Welas.”

Tinul: “Karena suara mbakyu Welas … atau berharap adiknya … Dul.”

Dul: “Hhhhhhh … mbakyu Welas ada keperluan apa Nul kok pagi-pagi.”

Tinul: “Hhmmmmm … mengalihkan pembicaraan ya … sejauh yang aku ingat tadi  hanya ini Dul … kita sebenarnya lebih tahu kalau yang kita lakukan itu baik atau tidak. Kita juga yang lebih tahu bagaimana menutupi niat tidak baik dengan tindakan dan kata-kata yang baik. Kita sendirilah yang juga tahu kalau tindakan kita itu tulus apa tidak … Jujur pada diri sendiri menjadi sumber kedamaian bagi hidup kita … maka jangan pura-pura tidak ada rasa kalau memang ada rasa sama Aseh … gimana biar aku yang omong mbakyu Welas kalau kamu ga berani omong.”

Dul: “Ga usah Nul … aku yakin dengan perasaanku.”

Tinul: “Emang perasaan apa Dul?”

Dul: “Ya perasaan yang kamu omongkan itu.”

Tinul: “Lha aku ga ngomong perasaan lho Dul … tapi soal siapa yang mengenal apa yang ada dalam diri sendiri.”

Dul:  “Ya diri kita sendiri yang tahu … bukan orang lain … gitu tho.”

Tinul: “Tapi aku tahu yang ada di hatimu Dul … lihat aja … sapu kamu tinggal … kopi tubruk kamu letakkan …. lari tergopoh-gopoh hanya karena dengar suara mbakyu Welas … karena berharap Aseh adiknya ikut juga tho.”

Dul: “Hhhhhhh … iya je … tadi ada ga Asehnya?”

Tinul: “Ada sih Dul … cuma dia ngantar mbakyu Welas terus langsung jalan pagi, tidak ikut ngobrol.”

Dul: “Waaaah terlambat lagi.”

Tinul: “Ya besok lagi bangunnya lebih pagi lagi Dul … biar ga terlambat.”

Dul: “Ya ga ada gunanyalah besok juga ga ke sini kok … wis lah tak lanjutin habiskan kopiku … Met pagi … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Rabu, 10 Oktober 2018, Romo Andita)

Paroki Minomartani