Cerpen Renungan: Tetaplah Tersenyum Walaupun Hati Luka
[Parokiminomartani.com] – Tinul melihat Gombloh datang dengan wajah ceria menjadi heran karena tadi ketika diminta tolong membeli sarapan di mbakyu Darmi raut mukanya langsung cemberut. “Wah baru ketemu siapa Mbloh kok raut mukanya cerah seperti mentari pagi?”
Gombloh: “Ini yang nanya rahmat tak terduga … makasih ya Nul.”
Tinul : “Sadar kalau mengucapkan terimakasih kalau dapat keberuntungan … tadi aja dimintai tolong wajahnya langsung seperti mendung gelap.”
Gombloh: “Sory Nul … lha kamu minta tolong ya mendadak kok.”
Tinul : “Kalau tidak mendadak ga mungkin juga aku minta tolong kepadamu Mbloh … emang kenapa kok sekarang jadi ceria gitu?”
Gombloh: “Tadi di warung mbakyu Darmi ketemu suaminya mbakyu Welas … yang sering jadi bahan pembicaraannya yu Prenjak akhir-akhir ini.”
Tinul : “Lha emang kenapa Mbloh?”
Gombloh: “Lha tadi itu suaminya mbakyu Welas itu tetap tersenyum dan menyapa dengan baik kepada yu Prenjak yang kebetulan ada di situ.”
Tinul: “Weeeeh dasar Prenjak pagi-pagi sudah mlangkring di tetangga.”
Gombloh: “Eeeeh ini bukan soal yu Prenjak.”
Tinul: “hhhhhh … iya Mbloh … hanya heran aja sama Prenjak satu itu … hhhhh … tapi hebat suami yu Welas … makanya Mbloh tetaplah tersenyumlah walaupun hati terluka karena hinaan orang dengan tetap memberikan pengampunan kepada dia karena dia tidak tau apa yang dia perkatakan kepada kita.”
Gombloh: “Betul … betul … betul … itu Nul.”
Tinul: “Betul … betul … apanya … lha tadi aja dimintai tolong beli sarapan wajahnya langsung mengumpul jadi satu gitu kok … senyum dan ikhlas Mbloh.”
Gombloh: “Aku ikhlas ini Nul.”
Tinul: “Ikhlas juga kalau ga sarapan … biar si Dul yang makan jatah sarapannmu.”
Gombloh: “Hhhhhhhh …. kalau yang satu itu aku ga ikhlas … Met pagi dan Met paskah … semoga Tuhan memberkati hidup dan karya kita. (Minomartani, Sabtu 31 Maret 2018, Romo Andita)